BNPB: Tak Ada Lagi Warga Ngungsi Usai Gempa 7,1 M Maluku Utara
- VIVA/Ifan Gusti
VIVA – Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Agus Wibowo mengatakan saat ini sudah tidak ada lagi warga yang mengungsi setelah gempa magnitudo 7,1 Ternate. Menurut dia, masyarakat sekarang sudah kembali ke rumah masing-masing.
“Sebelumnya 21 KK mengungsi di halaman SMAN 11 yang berlokasi di dataran tinggi. Sejumlah warga mengungsi hanya pada malam hari. Mereka khawatir dengan gempa susulan dan potensi bahaya tsunami,” kata Agus melalui keterangan tertulisnya pada Rabu 20 November 2019.
Sedangkan kerusakan pada tempat hunian, kata Agus, telah didata oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. Data menunjukkan, ada 39 rumah mengalami rusak ringan dengan rincian per wilayah yakni Kelurahan Mayau 20 unit, Lelewi 9 unit, Bido 8 unit, Perum Bersatu 2 unit.
“Kerusakan juga menyasar pada fasilitas perbankan dan fasilitas sosial seperti gereja, sekolah dan puskesmas,” ujarnya.
Berdasarkan data BPBD per 19 November 2019, kerusakan per wilayah sebagai berikut Kelurahan Mayau berupa sekolah 2 unit, gereja 1 unit, puskesmas 1 unit dan bank 1 unit, serta Kelurahan Lelewi dan Bido masing-masing gereja 1 unit.
Di samping itu, Agus mengatakan, gempa juga berdampak pada wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara dan Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Masing-masing wilayah kabupaten tersebut terdapat 1 unit kantor dan 2 rumah dengan kategori rusak ringan
“Dua orang yang terluka dari Kelurahan Mayau telah mendapatkan perawatan. Mereka mengalami luka ringan. Tidak ada korban meninggal pascagempa yang berlokasi 137 km barat laut Jailolo, Maluku Utara dengan kedalaman 173 km tersebut,” jelas dia.
Untuk itu, Agus mengatakan, sebagai bahan evaluasi dan pembelajaran atas gempa pada 14 November 2019, maka penyiapan sistem peringatan dini serta rambu dan jalur evakuasi, khususnya di Kecamatan Batang Dua (Pulau Mayau) menjadi salah satu rekomendasi tim reaksi cepat BNPB.
“Di samping itu, upaya edukasi kepada warga setempat untuk membangun kesiapsiagaan menghadapi potensi bahaya gempa dan tsunami,” ujarnya.