Pengurus NU Tak Setuju Cadar dan Celana Cingkrang Disebut Radikal

Sekjen PBNU, Ahmad Helmy Faishal Zaini.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Satria Zulfikar

VIVA – Pernyataan Menteri Agama Fachrul Razi soal penggunaan niqab atau cadar bagi wanita dan celana cingkrang untuk laki-laki di lingkungan instansi pemerintah masih menuai kritik, baik oleh politisi termasuk Nahdlatul Ulama (NU).

Muslim Tapi Tak Selalu Ikuti Aturan Al-Quran, Cinta Laura: Kita Tinggal di Dunia Modern

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatuhl Ulama (PBNU), Ahmad Helmy Faishal Zaini mengaku tidak setuju apabila seseorang wanita yang bercadar maupun pria yang bercelana cingkrang itu disebut radikal.

“Di keluarga saya tidak ada yang bercadar, tetapi saya tidak setuju jika mereka yang bercadar atau celana cingkrang disebut radikal,” kata Helmy lewat Twitternya yang dikutip pada Senin, 4 November 2019.

Menag Sebut Ada Krisis Agama di Indonesia

Menurut dia, radikalisme itu tidak ada kaitannya pada cara berpakaian seseorang. Radikalisme menurutnya tumbuh dalam pikiran.

“Radikalisme itu dalam pikiran bukan dalam pakaian. Radikal dan ready call jelas beda,” ujarnya.

Kartika Putri Gak Mau Tampil Depan Publik Lagi Usai Bercadar, Kenapa?

Sebelumnya, Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Andre Rosiade juga suka memakai celana cingkrang dan istrinya pun memakai jilbab yang panjang. Tapi, Andre mengaku tidak radikal karena Pancasila sudah tidak bisa diganggu gugat lagi.

“Pak Menteri Agama. Saya anggota DPR RI, celana saya cingkrang, saya berjenggot. Istri saya Jilbabnya panjang. Kami sering ikut pengajian, tapi kami tidak radikal. Bagi kami Pancasila ideologi negara yang final,” kata Andre.

Sementara Pakar Bahasa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Hilmi Akmal mengatakan celana cingkrang sudah dipahami secara salah kaprah oleh masyarakat. Padahal, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah terlalu pendek.

Jadi, kata dia, tidak dibenarkan menurut definisi KBBI apabila celana cingkrang itu dimaknai sebagai celana panjang yang ujungnya menggantung di atas mata kaki.

"Celana cingkrang yang secara maknawi tepat adalah celana yang terlalu pendek. Jadi lebih pendek dari celana pendek. Mungkin dalam dunia fashion disebut dengan celana hot pants, celana pendek yang ujungnya semakin jauh di atas lutut," kata dia.

Kemudian, Hilmi menyebut tidak pernah ada kaitannya orang yang memakai celana hot pants yang terlalu pendek alias cingkrang itu terpapar radikalisme.

"Apa ada orang yang terpapar radikalisme memakai celana hot pants yang terlalu pendek alias cingkrang itu? Saya rasa tidak pernah ada," jelas Hilmi.

Diketahui, Menteri Agama Fachrul Razi sempat mengkritik pakaian yang digunakan ASN seperti celana cingkrang. Menurut dia, celana cingkrang memang tidak masalah dan tak dilarang dari aspek agama.

“Namun, dari aturan pegawai bisa. Misal, di tempat ditegur celanan kok tinggi gitu? Kamu enggak lihat aturan negara gimana? Kalau enggak bisa ikuti, keluar kamu,” kata Fachrul seperti dilansir VIVAnews.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya