Kabareskrim Baru Pengganti Idham Azis Diumumkan Pekan Depan
- ANTARA Foto/Wahyu Putro
VIVA – Jenderal (Pol) Idham Azis dilantik menjadi kepala kepolisian Republik Indonesia (kapolri) pagi tadi di Istana Negara, Jakarta. Dengan demikian, posisi lamanya sebagai kepala badan reserse kriminal (kabareskrim) Polri kosong.
Menurut Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Muhammad Iqbal, kemungkinan pengganti Idham di Kabareskrim akan dimumkan pada pekan depan. Siapa penggantinya, kata dia, banyak perwira tinggi Polri yang punya kesempatan itu, baik perwira bintang dua atau inspektur jenderal maupun perwira bintang tiga atau komisaris jenderal.
"Banyak (calon kabareskrim). Bintang dua dan bintang tiga semuanya berpeluang (menjadi kabareskrim, menggantikan Idham Azis)," kata dia di Mabes Polri, Jakarta, Jumat, 1 Oktober 2019, seperti dikutip dari VIVAnews.
Soal beberapa nama yang muncul menjadi kandidat kabareskrim, kata dia, itu merupakan hal biasa. Namun siapa yang bakal ditunjuk oleh Kapolri Idham Azis adalah mereka yang punya rekam jejak baik.
"Prinsipnya beliau (kapolri) akan memilih perwira tinggi yang punya track record mumpuni karena kabareskrim adalah jabatan salah satu penentu pemeliharaan kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat)," tuturnya.
Pesan untuk Idham
Sementara itu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan pesan kepada Idham Azis terkait jabatan yang baru diembannya. Jokowi meminta Idham untuk menjalankan tugas dengan baik.
"Bapak presiden menyampaikan kepada saya, kerja, kerja, kerja," ucapnya.
Sebelumnya, mantan kapolri yang saat ini menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian juga berpesan kepada Idham untuk menjamin keamanan dan ketertiban nasional sekaligus memberikan pelayanan publik. Selain itu, juga menegakkan hukum.
Tak cuma itu, tugas lain yang bakal dihadapi Idham adalah persiapan menghadapi pemilihan kepala daerah (pilkada) 2020 mendatang. Selain aspek keamanan, ideologi hingga aspek politis yang akan dihadapi. Masalah lainnya yang kompleks soal permasalahan kejahatan konvensional. Masalah itu, di antaranya perampokan, begal, illegal logging dan fishing hingga masalah lingkungan.
Tugas-tugas tersebut, menurut Tito, tak akan mudah dijalani. Pasalnya, berdasarkan pengalamannya menjabat sebagai kapolri selama tiga tahun tiga bulan, dia merasakan tugasnya cukup berat.