100 Hari Kerja, Ini yang Dilakukan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim
- ANTARA FOTO/Rosa Panggabean
VIVA – Nadiem Makarim dilantik menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan atau Mendikbud periode 2019-2024 di Istana Negara, Jakarta, Rabu 23 Oktober 2019. Selepas dilantik, Nadiem Makarim datang ke kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk lepas sambut jabatan Mendikbud dengan Muhadjir Effendy.
Nadiem tiba di Gedung Kemendikbud, Jakarta sekitar pukul 12.45 WIB kemudian menghampiri Muhadjir Effendy yang telah hadir di lokasi pukul 12.35. Dalam sambutannya, Nadiem menjelaskan alasan kenapa dia mau menerima tawaran Presiden Joko Widodo sebagai Mendikbud. Nadiem menyinggung soal apa yang akan ia lakukan dalam 100 hari kerja, malah dia menyebutkan sebuah permintaan khusus dalam tiga bulan hari kerja tersebut.
“Ini merupakan sebuah kehormatan yang luar biasa diberi amanah oleh presiden. Tapi yang terpenting adalah mengapa ini suatu kehormatan orang di ruangan ini adalah ujung tombak terpenting masa depan. Tanpa mengubah generasi berikutnya Indonesia tidak akan maju semakin tinggi di panggung dunia,” kata dia.
Pendiri Gojek itu menuturkan, semua masalah yang ada di Indonesia bisa dipecahkan dengan meningkatkan kualitas generasi masa depan. Motivasi untuk meningkatkan generasi masa depan inilah yang membuat mantan CEO Gojek ini menerima tawaran Jokowi sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
“Kenapa saya menerima jabatan ini, sebabnya begitu besar dan berat cara yang paling efektif melalui pendidikan. Itu yang terpenting generasi berikutnya,” kata dia.
Soal rencana 100 hari kerja pertamanya sebagai Mendibud, hal yang ingin dilakukannya mengumpulkan berbagai masalah di dunia pendidikan. Nadiem menyadari latar belakangnya bukan dari akademisi.
“Saya suka ditanya apa rencana 100 hari kerja, saya bilang enggak ada. Untuk 100 hari kerja pertama saya akan duduk dan mendengar, berbicara dengan pakar yang telah bertahun-tahun berdampak pada kualitas pendidikan dan belajar seperti mereka,” ujar dia.
Nadiem meminta bantuan kepada para stafnya untuk membimbingnya dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang menteri. Dia juga memohon agar para stafnya bisa lebih bersabar dalam membimbingnya.
“Saya mulai dari 0 di pendidikan. Saya mulai sebanyak-banyak mulai banyak PR yang saya kerjakan. Mohon saya yang ada di sini di Dikti Dikbud mohon sabar dengan saya bukan dari latar belakang pendidikan. Tapi saya adalah murid yang baik dan saya belajar cepat,” tuturnya.
Dalam 100 hari kerja itu, Nadiem memiliki permintaan khusus terkait dengan cara pemanggilan pada dirinya “Mohon jangan panggil pak, panggil mas aja,” kata Nadiem.