Acara Dibatalkan, UAS: Kalau Saya Marah Sekali, Umat Marah Tiga Kali
- Instagram/@ustadzabdulsomad_official
VIVA – Akhir-akhir ini, acara ustaz Abdul Somad sempat mendapat pembatalan di beberapa tempat, salah satunya di Universitas Gadjah Mada (UGM). Rencananya, ulama kondang itu akan mengisi acara dengan tema Integrasi Islam dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK): Pondasi Kemajuan Indonesia pada Sabtu, 12 Oktober 2019.
Namun, acara itu batal digelar. Pembatalan dilakukan sesuai dengan permintaan dari pihak pimpinan UGM. Menurut Kepala Bagian Hukum dan Protokol UGM, Iva Ariani ada sejumlah alasan di balik pembatalan tersebut. “Hal tersebut (pembatalan diskusi Ustaz Abdul Somad) dilakukan untuk menjaga keselarasan kegiatan akademik dan kegiatan non akademik dengan jati diri UGM. Keterkaitan antara acara dan pembicaranya,” ucap Iva, dikutip dari VIVAnews.
Menanggapi pembatalan tersebut, UAS pun santai. Pada saat diwawancara secara eksklusif oleh tvOne, ia mengungkapkan bahwa menyampaikan tausiyah bukan seperti artis yang kejar target. "Jadi saya diundang, ya saya datang. Kalau kebetulan saya dibatalkan, ya ke tempat lain yang saya katakan 'nanti ya, kalau yang ini batal'," ujarnya.
Sejak kemajuan teknologi, bagi UAS tempat di mana ia tausiyah enggak terlalu penting. Sebab, tausiyahnya bisa disebarluaskan lewat berbagai media. "Jadi ketika saya tausiyah di UII Jakarta, toh nanti kawan-kawan yang di UGM akan menonton, menyaksikan", katanya.
Presenter Balques Manisang menanyakan sikap UAS yang terlihat santai ketika beberapa acaranya dibatalkan. Sebelum pembatalan di UGM, diketahui tablig akbar UAS di Pondok Pesantren (Ponpes) Achsaniyyah di Desa Pedawang, Kudus, Jawa Tengah juga dibatalkan.
"Saya rasa, dari dulu saya juga begitu (santai). Di Kudus saya tetap datang karena dari awal niatnya untuk penggalangan dana untuk anak-anak autis. Jadi begitu batal, kita tetap sampaikan uang yang ada dan peletakan batu pertama," ungkap UAS.
Meski begitu, ia akui punya kekhawatiran soal itu. Bukan khawatir tentang dirinya, tapi UAS memikirkan 120 orang anak penyandang autis enggak berdosa yang memanjatkan doa. Doa mereka bisa menghadang pihak yang membatalkan acara tersebut. "Semoga Allah mengampuni," kata UAS.
UAS juga dipuji atas sikapnya yang tenang dalam menghadapi terpaan dan terus move on. Menanggapi komentar tersebut, UAS pun menjawab, "Kalau kita marah-marah, ngamuk, masalah enggak akan selesai. Kalau saya marah sekali, umat akan marah tiga kali. Sekali hentakan, gelombangnya luar biasa. Seperti itu, maka kita serahkan pada Allah SWT, tapi tetap ada usaha, tetap ada ikhtiar".
UAS juga menaruh perhatian khusus untuk mahasiswa penyelenggara acara di UGM. "Kemudian adik-adik yang membuat acara itu harus dijaga semangatnya, jangan sampai down. Ketika dia down, 'Ah, saya udah tobat, saya udah berhenti narkoba, berhenti pacaran tapi ternyata ustaz begini. Ya sudah, mabuk lagi’. Nah, kacau kita," katanya.
Menambahkan sambil bercanda, UAS bilang kalau sampai mereka batal taubat, dia cuma mau menanggung dosanya sedikit. "Tapi kalau mereka balik nakal lagi, saya mungkin dapat dosanya 15 persen saja, yang 85 persen yang batalin itu," tutupnya.