Di Balik Gelaran Muslim United di Yogyakarta yang Ditolak Keraton

Muslim United
Sumber :

VIVA – Sebuah surat dengan kop logo Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat (Keraton Yogyakarta) beredar luas di media sosial. Surat bernomor 0336/KH.PP/Suro.IX/WAWU.1953.2019 yang ditandatangani oleh Penghageng Kawedanan Hageng Panitraputra GKR Condrokirono itu berisi penolakan permohonan Kagungan Dalem Masjid Gedhe Keraton (Masjid Gede Kauman) dan Alun-alun Utara untuk acara Muslim United.

Bantah Isu Usir Jemaah saat Gibran Salat Jumat di Semarang, Begini Penjelasan Paspampres

Meskipun mendapatkan penolakan dari pihak Keraton Yogyakarta, namun acara Muslim United tetap digelar di Masjid Gedhe Kauman. Acara Muslim United ini digelar pada Jumat, 11 Oktober 2019 hingga Minggu, 13 Oktober 2019.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Umum Takmir Masjid Gedhe Kauman, Arief Purwanto mengatakan jika pihaknya tetap memberikan izin terhadap acara Muslim United untuk digelar di Masjid Gedhe Kauman.

5 Negara yang Melarang Perayaan Natal, Melanggar Bisa Dihukum Mati

Arief menerangkan keputusan tersebut diambil karena pihak takmir masjid menilai acara bertajuk Muslim United merupakan acara pengajian biasa dan tak perlu izin dari Keraton Yogyakarta.

Arief menerangkan bahwa apa yang dilakukan oleh takmir Masjid Gedhe Kauman sesuai dengan perintah Sri Sultan HB X. Di mana dalam surat keputusan (SK) Takmir Masjid Gedhe Kauman terdapat peran dan fungsi sesuai dengan arahan dari Sri Sultan HB X.

Menag Ungkap Masjid Negara di IKN Bakal Punya Imam Besar Seperti Istiqlal

"Takmir bertugas untuk mengurus tiga hal yaitu imaroh, idaroh dan riayah. Imaroh terkait dengan peribadatan siar Islam dan pendidikan dakwah. Lalu yang kedua idaroh, itu terkait masalah kerumahtanggaan. Yang ketiga riayah itu pengembangan sarana prasarana," ungkap Arief, Jumat, 11 Oktober 2019 dilansir dari laman VIVAnews.

"Ini kan sangat tepat sekali bahwa pengajian itu dilakukan di masjid itu kan sesuai dengan dhawuh Dalem (perintah Sultan). Jadi kenapa kami tidak minta izin ke Keraton karena kami ini melaksanakan pengajian. Itu melaksanakan tugas dari Keraton. Kami ini tidak melawan Keraton," sambung Arief.

Sedangkan menurut Wakil Ketua Takmir Masjid Gedhe Kauman, Rohib Winastuan menerangkan bahwa pihaknya bertanggung jawab penuh atas acara Muslim United. Terkait acara Muslim United, Rohib mengungkapkan memang ada jalinan kerja sama antara panitia penyelenggara dengan Takmir Masjid Gedhe Kauman.

"Ini (acara Muslim United) ada kerja sama antara panitia dengan takmir. Karena ada kerja sama, takmir bertanggung jawab penuh," ujar Rohib.

Terkait izin acara, Rohib menjelaskan pihak Takmir Masjid Gedhe Kauman telah mengirimkan surat pemberitahuan acara ke Polresta Kota Yogyakarta.

"Polresta hanya pemberitahuan. Sudah kita layangkan ke Polresta Yogyakarta (surat pemberitahuan acara)," ungkap Rohib.

Terpisah, Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan HB X menerangkan bahwa pihaknya tidak mengizinkan Masjid Gedhe Kauman dipakai untuk acara Muslim United. Sultan pun menyerahkan izin acara terkait Muslim United ke pihak kepolisian.

“Kita kan yang punya rumah (Masjid Gedhe Kauman) tidak mengizinkan. Kalau kami tidak mengizinkan,” ujar Sultan HB X di Kompleks Kepatihan, Jumat, 11 Oktober 2019.

Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Yuliyanto menegaskan bahwa hingga saat ini belum menerima surat dari pihak penyelenggara Muslim United.

“Sampai saat ini Polsek, Polresta, maupun Polda belum menerima surat pemberitahuan atau permohonan izin kegiatan tersebut," tutur Yuliyanto.

"Polri ketika akan memberikan izin haruslah berdasarkan izin dari yang berwenang dengan penggunaan tempat  acara. Dalam hal ini Polri belum menerima ijin penggunaan tempat yang dikeluarkan oleh pihak keraton,” tutur Yuliyanto.

Berdasarkan poster acara yang dipublish, Muslim United merupakan sebuah gabungan acara dari tabligh akbar, muslim expo, bazar, social activity, muslim community gathering dan food festival.

Ada sejumlah ustad yang dipastikan akan mengisi tabligh Muslim United. Di antaranya adalah Ustad Hanan Attaki, Ustad Luthfi Basori, Ustad Adi Hidayat, Ustad Abdul Somad, Ustad Bachtiar Nashir, Ustad Salim A Fillah dan Ustad Felix Siauw.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya