Kisah Penari Kupang Dituding PKI: Diperkosa, Diperlakukan Bagai Anjing
- bbc
Mayat-mayat itu hanya dibungkus dengan tikar. Saat itu hatinya remuk, namun kata Melki, dia dilarang menangis.
"Anjing saja (kalau) kita sayang waktu dia mati kita bisa usaha. Ini manusia...," ujar Melki.
Ia diminta membawa bendera merah putih untuk kemudian ditancapkan pada kuburan massal itu.
Bayang-bayang peristiwa itu masih menghantuinya, saat satu pekan kemudian ayahnya ditangkap. Ia menyaksikan bagaimana ayahnya diangkut dengan mobil bersama beberapa orang lainnya ke sebuah daerah perbukitan di Merbaun.
Di balik sebuah batu, Melki mendengar suara tembakan.
"Tembakannya enam kali," ujar Melki.
Ia percaya timah panas itu telah menghabisi nyawa ayahnya, yang hingga kini tidak dia ketahui dikuburkan di mana.
Dalam periode terkelam di hidupnya itu, Melki bercerita ia diperkosa oleh seorang perangkat desa. Ia tidak bisa berteriak minta tolong karena posisinya saat itu yang dituduh Gerwani.
Tak hanya sang perangkat desa, ia mengatakan, sejumlah lelaki di desanya terus melakukan pelecehan terhadap dirinya.
"Yang (laki-laki) tua-tua bikin katong seperti anjing."
Demi melindungi diri dari pelecehan yang terus menerus diterimanya dari sejumlah pria di kampung, di usianya yang belum genap 18 tahun, ia terpaksa menerima pinangan seorang laki-laki berusia 42 tahun.
`Biar Tuhan yang adili semua`