Mitigasi Bencana: Masyarakat Sudah Peduli Tapi Minim Dana
- bbc
Masyarakat Yogyakarta membaca tanda alam
Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY, adalah salah satu kawasan rawan bencana karena letaknya yang hanya berjarak sekitar 6 kilometer dari puncak Merapi.
Suroto (42), Kepala Desa Glagaharjo, mengaku tak pernah putus dalam mengingatkan warganya jika mereka berada di kawasan rawan bencana.
"Kami di sini itu berpotensi bencana kaitannya erupsi Merapi, jadi setiap saat kita mengingatkan semua warga terkait kesiapsiagaan bencana Merapi," kata Suroto kepada wartawan Furqon Ulya Himawan untuk BBC News Indonesia.
Kesadaran dan kesiapsiagaan warga lereng Merapi di Desa Glagaharjo sudah terbentuk, kata Suroto, karena mereka telah terbiasa dengan situasi dan kondisi alam setiap harinya.
Ketika ada gemuruh di Merapi, warga selalu keluar rumah dan langsung menengok ke arah utara, Gunung Merapi. Ketika ada lahar yang keluar, mereka dengan sendirinya akan bersama- sama melakukan proses evakuasi.
`Kesadaran dan kesiapsiagaan warga lereng Merapi di Desa Glagaharjo sudah terbentuk karena mereka telah terbiasa dengan situasi dan kondisi alam setiap harinya.` - Getty Images
"Jadi kalau Merapi bergejolak, tidak diperintah pun mereka turun sendiri," ujar Suroto. Tanda alam, kata Suroto, juga telah menjadi kearifan lokal tersendiri untuk mitigasi bencana.
Membaca tanda alam adalah kebiasaan warga Merapi untuk mengetahui Merapi `punya gawe` atau tidak.
Seperti dengan cuca panas yang tidak seperti bisanya, dan adanya sejumlah hewan yang akan turun menuju ke perkampungan.