Mitigasi Bencana: Masyarakat Sudah Peduli Tapi Minim Dana
- bbc
"Penggunaan dana desa yang kita soroti lebih sering digunakan untuk kegiatan yang bersifat fisik, seperti untuk pembangunan jalan atau jembatan. Sebenarnya dana desa juga bisa digunakan kegiatan Desa Tangguh Bencana, termasuk simulasi," ujar Lilik kepada wartawan BBC News Indonesia, Callistasia Wijaya.
BNPB telah melakukan kegiatan Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Destana) di 512 desa rawan bencana, mulai dari Banyuwangi hingga Serang sejak bulan Juli hingga Agustus 2019.
Di akhir ekspedisi di Agustus lalu, Lilik mengatakan umumnya warga belum siap menghadapi bencana tsunami, dilihat dari segi tata ruang juga faktor sosial.
Di Selatan Jawa, kata Lilik, sejumlah jalur evakuasi tsunami berada sejajar dengan pantai, sehingga warga tidak dapat berlari ke tempat yang lebih tinggi.
Ada pula desa yang sudah memiliki jalur evakuasi, tapi belum efektif karena keterbatasan dana.
"Jalur evakuasi ada tapi harus lewat sungai, tapi jembatan tidak ada. Mereka tidak punya kemampuan untuk membangun jembatan," ujar Lilik.
BNPB sudah memberikan rekomendasi terkait evaluasi kegiatan itu kepada kepala daerah yang daerahnya dilewati ekspedisi Destana.
Meski begitu, Lilik mengakui sejumlah daerah sudah lebih tanggap bencana dibanding daerah lainnya.
Di Yogyakarta, misalnya, kewaspadaan bencana gempa bumi, tsunami, bahkan letusan Gunung Merapi sudah lebih baik. Hal itu terjadi di antaranya, karena di tahun 2006, Yogyakarta mengalami gempa parah.
Empat tahun kemudian, tambah Lilik, warga juga merasakan erupsi besar Gunung Merapi, maka mereka semakin peduli terhadap upaya pengurangan bencana.