Masalah Kesehatan Jiwa Meningkat, Tapi Akses Perawatannya Terbatas
- ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
"Dokter spesialis kedokteran jiwa tidak bisa menyelesaikan masalah terkait akses karena distribusi tidak merata," ujarnya.
Sementara di Indonesia yang secara geografis luas dan secara demografis sangat banyak, akses kadang kala menjadi masalah.
- BBC
"Ada tiga puluh persen daerah itu lokasinya di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan. Oleh karena itu enggak mungkin diakses oleh dokter spesialis," kata dia
Untuk mengatasi minimnya akses terhadap kesehatan jiwa, Kementerian Sosial membekali dokter umum untuk melakukan upaya preventif dasar masalah kejiwaan untuk tingkat akar rumput seperti di puskemas.
"Yang kita lakukan sekarang ini agar masyarakat bisa mendapatkan akses adalah bukan dengan menambah dokter spesialis, tapi memperkuat dokter di layanan primer, yaitu oleh dokter puskesmas," jelas Eka.
Di sisi lain, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sudah menjamin pengobatan dan terapi gangguan kesehatan mental secara gratis.
- BBC
Juru bicara BPJS Kesehatan, Muhammad Iqbal Anas Ma`ruf menjelaskan merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 52 Tahun 2016, "yang menyangkut kejiwaan hampir semuanya di- cover (dijamin) oleh program JKN."
"Pada tahun 2018, ada sekitar Rp1,25 triliun untuk membiayai program itu. Kita bisa lihat di rumah sakit jiwa hampir 100% itu pasti memegang kartu BPJS, artinya kontribusi negara dalam hal ini sudah sangat luar biasa," kata Iqbal.
Namun begitu, lanjutnya, yang sangat perlu dilakukan adalah membangun koordinasi dengan dinas sosial di daerah untuk mengubah stigma buruk masyarakat tentang gangguan jiwa.