Pesan Siaga Bencana Ada di Kisah Nyi Roro Kidul hingga Syair Kuno
- bbc
Para relawan memasang penanda area yang pernah diterjang tsunami. - Getty Images
"Kalau mereka paham bahwa mereka tinggal di daerah rawan bencana dan mereka benar-benar sadar secara mendalam, bukan hanya di permukaan saja, maka mereka akan mengambil keputusan yang logis juga untuk mendapatkan solusinya."
Saat ini, di sejumlah daerah yang pernah luluh lantah oleh gempa maupun tsunami, seperti di Aceh, Pangandaran hingga Palu, bangunan-bangunan kembali bermunculan.
Di Palu, seorang warga, Zaitun, membangun kembali kedainya yang pernah hancur diterjang tsunami.
"Dorang (pemerintah kota Palu) bilang tidak izinkan, tapi tidak larang juga, katanya ini zona merah, (tapi kami) terpaksa berjualan. Kalau tidak, dari mana bisa dapat uang?" jelas Zaitun.
Selain Zaitun, Wati, warga lainnya juga melakukan hal yang sama.
Wati mengaku sempat dilarang untuk membangun kembali kedainya. - BBC
"Ada yang melarang, (tapi) kami bilang, kita mau kasih makan anak-anak pakai apa?" ujar Wati.
Selain itu, tak hanya warga yang membangun di zona merah.
Eko Yulianto mengkritisi pembangunan New Yogyakarta International Airport yang berjarak kurang dari 500 meter dari Laut Selatan Jawa
Ia telah memberi peringatan terkait hal itu, namun tidak digubris oleh pemimpin proyek maupun pihak terkait.
"Hadirnya manusia akan meningkatkan risiko dari ancaman bencana tsunami dan gempa," ujarnya.
Pemerintah, kata Eko, perlu secara tegas menerapkan UU penanggulangan bencana untuk mengantisipasi hal-hal semacam itu. Peraturan ini mengatur jarak aman bangunan agar terhindar dari bencana, seperti tsunami.
"Kalau pemerintah, khususnya pemerintah daerah, tidak melaksanakan hal itu maka masyarakat yang menjadi korban bencana berhak melakukan class action karena haknya tidak dipenuhi," ujar Eko.