Jakarta Tak Layak Huni Lagi?
- abc
"Siapa saja bisa berpendapat kalau China punya sistem politik yang berbeda, lebih terpusat, dan makanya mereka lebih terencana dan punya rencana plus manajemen lebih baik dalam proses urbanisasi."
Sri Mulyani ketika berbicara di peluncuran laporan Bank Dunia, Time to ACT: Realizing Indonesia's Urban Potential (3/10/2019).
ABC; Nurina Savitri
Lebih lanjut, mantan Direktur Utama Bank Dunia ini mengatakan, faktanya, urbanisasi yang tak direncanakan dengan baik menciptakan manfaat yang kurang dari apa yang telah direncanakan.
"Dengan urbanisasi, yang membuat orang berdatangan ke wilayah kota dan kemudian menciptakan aglomerasi, mobilitas yang lebih efisien, nilai tambah lain dalam bentuk pertumbuhan bisa dinikmati oleh perekonomian," sebutnya.
Sri Mulyani menjelaskan peningkatan satu persen dari jumlah warga Indonesia yang tinggal di perkotaan atau wilayah urban hanya menambah GDP (Produk Domestik Bruto) per kapita sebesar 1,4 persen.
"Ini sangat jauh jika dibanding negara Asia Timur dan Pasifik, yang peningkatan populasi urban 1 persen-nya rata-rata akan menambah GDP per kapita sebesar 2,7 persen."
"Sangat rendah jika anda bandingkan 1,4 dengan 2,7 (persen)."
Sri Mulyani mengatakan kerugian lain dari urbanisasi yang kurang terorganisir adalah manfaat ekonomi yang tak terdistribusi dengan baik sehingga menimbulkan ketimpangan.