Selamat karena Disembunyikan di Gereja saat Rusuh Wamena
- VIVA/Bobby Andalan
VIVA – Saat terjadi kerusuhan di Wamena, Papua pada Senin, 23 September 2019, banyak warga pendatang yang menjadi korban. Tak cuma jatuh korban, sejumlah bangunan dan kendaraan pun dirusak sampai dibakar.
Tragedi berdarah itu membuat banyak warga mengungsi ke luar Wamena. Bahkan, sebagian warga pendatang memilih kembali ke kampung halamannya. Salah satu warga yang selamat dari kerusuhan itu, Irmandani Saputra menceritakan kisahnya yang berjuang hingga akhirnya selamat, meski maut hampir menjemputnya.
Dikutip dari VIVAnews, pria yang memiliki toko di pinggiran kota Wamena itu menuturkan bahwa awalnya demonstrasi mulanya terjadi di pusat kota. Namun karena pusat kota dijaga ketat aparat keamanan, massa bergeser ke pinggiran kota. Saat kerusuhan terjadi, massa dari mahasiswa, pelajar dan masyarakat melakukan pembakaran. Bahkan tokonya pun ikut jadi korban.
"Karena kota terlalu (dijaga) ketat, aparat banyak, mereka pergi ke pinggir kota. Kami di pinggir kota. Di pinggir kota habis dibakar," kata dia saat transit di Bandara Ngurah Rai, Bali.
Kerusuhan yang makin parah membuat dia dan ratusan warga pendatang di sana melarikan diri demi menyelamatkan diri. Dia bersama warga pendatang lain sempat masuk ke lahan yang dipagari, namun massa rusuh mengejar dan membakar lokasi tersebut hingga akhirnya mereka harus memanjat pagar untuk kembali menyelamatkan diri.
Menurutnya, massa tersebut membakar apa pun yang ditemui. Sampai akhirnya Irman dan warga pendatang lainnya terjebak dalam kerumunan massa rusuh tersebut. Bahkan, dia merasa seperti disandera karena baru dilepas setelah ditukar dengan lima mahasiswa yang diciduk aparat keamanan.
Setelah dilepaskan, warga sekitar menyelamatkan dia bersama ratusan warga pendatang lainnya, dengan membawa masuk ke dalam gereja. Kata Irman, warga yang membantunya adalah para pelanggan yang sering belanja di tokonya.
"Kami diselamatkan oleh warga sekitar yang sering bergaul dengan kami dan belanja di warung kami. Kami dimasukkan ke dalam gereja sebelum akhirnya kami bisa selamat hingga ke Kodim (Markas Komando Distrik Militer)," ujar Irman.
Berkat bantuan para pelanggan tokonya, Irman bersama dengan 19 saudaranya pun selamat. Dia akhirnya memilih untuk meninggalkan Wamena menuju kampung halamannya di Padang, Sumatera Barat.