KPAI Sebut Banyak Anak-anak yang Merokok di Aksi Mujahid 212

Aksi Mujahid 212
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar GM

VIVA – Massa dengan menggunakan atribut Muslim dan membawa bendera tauhid melakukan Aksi Mujahid 212 ‘Selamatkan NKRI' pada Sabtu pagi, 28 September 2019.

Meriahnya Perayaan Ulang Tahun VIVA ke-16 dengan Tema 'Big Opportunity'

Gabungan organisasi massa (ormas) Islam dalam aksi ini mengusung empat isu yang memprotes pemerintahan Presiden Joko Widodo, yakni soal sejumlah unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa, penanganan aksi mahasiswa yang dianggap represif, penanganan kerusuhan di Papua serta lambannya penanganan kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah.

Sayangnya, dalam aksi itu terlihat ada anak-anak yang terlibat. Komisi Perlindungan Anak Indonesia menyesalkan adanya pelibatan anak-anak dalam aksi tersebut. Komisioner KPAI Bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak, Jasra Putra mengatakan pihak KPAI telah berkomunikasi dengan panitia aksi.

Gubernur Lemhannas Bilang Media Punya Peran Aktif Bangun Ketahanan Nasional, Begini Caranya

"Tim sudah menemui humas Aksi Mujahid 212 Budi Setiawan agar ada yang bertanggung jawab atas perlindungan terhadap anak-anak yang datang ke lokasi," katanya dilansir laman VIVAnews.

Tak hanya melibatkan anak-anak, lewat aksi tersebut juga didapati banyak anak-anak yang merokok.

Komnas HAM Turun Tangan Selidiki Kasus Penembakan Siswa SMK di Semarang oleh Polisi

"Temuan lain banyak anak-anak yang hadir ditemukan merokok dan bahkan berbagi rokok tembakau yang dilinting. Tim juga menyampaikan agar tidak merokok karena membahayakan bagi diri anak serta paparan asap pada teman yang tidak merokok," kata Jasra.

Sementara itu, KPAI juga menemukan bahwa keterlibatan anak-anak dalam aksi tersebut lantaran adanya ajakan yang beredar di media sosial.

Ajakan tersebut bertuliskan ‘Aksi Mujahid 212, Selamatan NKRI’ yang akan berlangsung pada Sabtu, 28 September 2019 pukul 08.00 WIB dengan titik kumpul Bundaharan HI dan bergerak menuju Istana. Aksi ini mengajak para pelajar.

Menyikapi hal itu, KPAI mengatakan bahwa penggunaan narasi-narasi jihad untuk mengajak anak melakukan demonstrasi di jalanan merupakan hal yang kurang tepat dan perlu diluruskan. Apalagi usia mereka merupakan usia tumbuh kembang yg perlu dilindungi dari segala bentuk potensi negatif.

"Termasuk kerentanan menjadi korban dari hal-hal yang tak terprediksi saat demonstrasi berlangsung," ujar Ketua KPAI, Susanto dalam pernyataan resminya kepada VIVA.co.id

KPAI juga mengimbau semua tokoh masyarakat, tokoh agama dan semua elemen masyarakat agar melakukan berbagai upaya mencegah anak usia sekolah agar tidak terprovokasi narasi-narasi jihad dalam ajakan demonstrasi, sebagaimana beredar di media sosial dan mencegah anak agar tidak ikut demonstrasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya