Ribuan Korban Tsunami Palu masih Tinggal di Tenda Pengungsian
- abc
Sampai detik ini lokasi pengungsian ini tidak dianggap oleh pemerintah.
Lalu bagaimana perekonomian warga sekarang?
Kehidupan warga belum normal, misal warga yang mengungsi di areal yang menjadi pusat relokasi Kabupaten Sigi, Desa Sumbebe Kecamatan Biromaru. Mereka adalah warga dari Desa Jono yang terdampak likuifaksi. Rata-rata aktivitas ekonomi mereka sebelum bencana adalah petani dan buruh tani. Jadi mereka tidak punya tanah, ketika bencana melanda desanya, itu membuat mereka kehilangan lahan untuk bekerja.
Warga itu sekarang kerja serabutan. Kalau yang punya keahlian untuk bertukang mereka sebagian jadi buruh tukang dan itu sifatnya tidak pasti karena mereka mengerjakan hunian sesama warga di desa sebelah dan mereka digaji dibawah UMR.
Selain itu, warga ada yang jadi tukang, masuk ke hutan berburu, karena areanya dekat dengan hutan, ada yang membuat arang dengan sisa-sisa kayu, yang dijual per karung Rp 100.000 yang bisa mereka kumpulkan dengan kerja 3 hari.
Apa saja catatan anda dan teman-teman di Pasigala Center terkait penanganan korban?
Selain banyak korban yang belum dapat hunian, masa transisi tanggap darurat yang sudah dicabut sampai hari ini, sudah hampir 5 bulan, mayoritas warga belum dapat haknya. Upaya pemerintah belum maksimal, pemerintah sudah alokasi sejak bulan April tapi tidak terlaksana dengan baik. Data korban belum valid.
Misal dari data kelurahan Palupi, data di kelurahan ada 2.160 KK yang menjadi terdampak bencana, kemudian ada 1.160 KK yang masuk kategorisasi rumah rusak, tapi yang terima jadup (jaminan hidup) hanya 4 KK.