Anak Ikut Demo Ditangkap, Orangtua: Bader Banget Lu, ya Jadi Anak!

Demo Pelajar Tolak RUU KUHP dan UU KPK
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Aksi  pelajar STM yang berbuntut panjang hingga ke wilayah Slipi. Akibatnya jalan ruas tol dalam kota ke arah Slipi macet total. Mobil-mobil yang melalui jalan tol di depan sepanjang gerbang DPR RI sama sekali tak bergerak. 

Komisi III DPR Minta Kapolri Tuntaskan Kasus Penembakan Paskibraka di Semarang

Adapun dari arah Slipi memang terdengar juga berkali-kali lemparan gas air mata. Akibatnya, banyak mobil mematikan mesinnya. 

Lalu massa perusuh telah 'dipukul' mundur dari ruas jalan tol lingkar dalam, dekat gerbang depan kompleks parlemen. Massa berlari ke arah bendungan hilir dan TVRI. 

Medan Terjal, Belasan Polisi Tarik Truk Logistik Pilkada 2024 Lintasi Pengunungan Nias Selatan

Mereka 'dipukul' mundur dengan sejumlah gas air mata. Meski berkali-kali massa perusuh maju, akhirnya bisa 'dilumpuhkan'.

Tak ada lagi massa yang rusuh sepanjang gerbang depan utama kompleks parlemen. Sementara itu, polisi masih berjaga-jaga sepanjang gerbang utama.

Siswa Tertembak di Semarang, Warga dan Satpam Tak Melihat Ada Tawuran di Paramount

Sementara itu pelajar yang diamankan Polda Metro Jaya hingga Rabu 25 September malam hingga pukul 22.00 WIB ada 570 orang. Sebelumnya, pada sore hari jumlahnya baru 200 orang.

Mereka terpaksa diamankan karena ada yang baru mau ikut aksi di depan Gedung DPR/MPR dan ada yang sudah ikut aksi di sana. Mereka ada yang dari pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) dan pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP). Beberapa pelajar masih ada yang diperiksa. Sebagian ada yang sudah dijemput oleh orang tuanya.

"Iya, yang diamankan 570 pelajar," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono saat dikonfirmasi VIVAnews, Rabu, 25 September 2019.

Dari pantauan banyak orang tua yang nampak jengkel akan kelakukan anaknya ini. Tak sedikit orang tua yang sudah menjemput anaknya memarahi mereka di depan polisi di Polda Metro Jaya. Anak-anak mereka nampak ada yang terima, namun ada juga yang tetap ngeyel melawan.

"Bader banget lu jadi anak ya, Sep! Cape-cape gue gedein, laga-laga reman (preman)," kata salah satu orang tua memarahi anaknya di depan polisi.

Dalam kesempatan itu, nampak hadir di sana Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto. Kak Seto mengaku ia datang ke sana karena dapat kabar banyak pelajar berusia di bawah 18 tahun yang ditangkap. Pihak kepolisian, lanjut Kak Seto, masih menggali motif mereka nekat ikut aksi ke DPR/MPR.

Dirinya berharap keikutsertaan mereka bukan karena digerakkan oleh oknum tertentu demi kepentingan segelintir pihak. Sejauh ini, dari keterangan beberapa anak yang diamankan, mereka mengaku pada Kak Seto ikut aksi sebagai rasa solidaritas.

"Jangan sampai anak-anak ini dieksploitasi untuk kepentingan politis. Kalau memang harus ada diversi. Dan juga jangan ditempatkan di tempat yang tidak layak," kata Kak Seto lagi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya