Jutaan Data Penumpang Bocor, Ketua DPR Bakal Panggil Lion Air
- ANTARA FOTO/David Muharmansyah
VIVA – Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo, menegaskan kalau manajemen Lion Air perlu dimintai pertanggungjawaban atas pembocoran dan penyebaran data pribadi puluhan juta penumpang maskapai penerbangan itu. Pembocoran data pribadi tanpa persetujuan pihak yang bersangkutan tidak dapat dibenarkan, dan juga tidak etis.
"Kasus pembocoran dan penyebarluasan data pribadi penumpang Lion Air memang perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, karena data pribadi puluhan juta WNI itu telah dikuasai atau disimpan pihak asing," kata Bamsoet, Kamis 19 September 2019.
Ia menyebutkan rincian data puluhan juta penumpang Lion Air bocor dan diunggah ke forum daring. Data itu meliputi paspor, alamat, dan nomor telepon penumpang. Semua data itu disimpan Amazon Web Services (AWS).
"Tanpa bermaksud menuduh, semua data itu berpotensi disalahgunakan oleh pihak lain tanpa persetujuan yang bersangkutan. Artinya, puluhan juta WNI berpotensi dirugikan oleh pihak yang menguasai data-data itu," kata Bamsoet.
Maka, menurutnya, pemerintah harus menyikapi kasus ini dengan serius, sebagai pelaksanaan kewajiban negara melindungi semua WNI. Memang, belum ada ketentuan khusus yang mengatur perlindungan data pribadi.
"Namun, Pasal 26 UU No 11/2008 tentang ITE mensyaratkan bahwa penggunaan setiap data pribadi untuk media elektronik harus disetujui pemilik data. Mereka yang melanggar ketentuan ini bisa digugat," kata Bamsoet.
Selain itu, ia menyebutkan Peraturan Pemerintah No.82/2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik juga mengatur soal perlindungan data pribadi dalam sistem elektronik.
"Salah satunya menegaskan adanya perlindungan data pribadi dari kemungkinan penggunaan tanpa izin," ujar Bamsoet.