Logo timesindonesia

Gagal Lolos, Bakal Calon Kepala Desa di Banyuwangi Protes Keras

Bacakades terdegradasi Aksi didepan gedung DPRD dan kantor Bupati Banyuwangi. (FOTO: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)
Bacakades terdegradasi Aksi didepan gedung DPRD dan kantor Bupati Banyuwangi. (FOTO: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)
Sumber :
  • timesindonesia

Belasan bakal calon Kepala Desa (bacakades) mengamuk di halaman kantor DPRD dan Kantor Bupati Banyuwangi. Aksi kemarahan para kontestan pilkades 2019 yang telah terdegradasi itu dipicu kekecewaannya terhadap tim Panitia seleksi (Pansel) Kabupaten Banyuwangi yang dianggap telah bermain politik tiki-taka, yakni saling melempar umpan dan mengoper ke pemain lain.

Kemarahan mereka pun pecah, saat harus terus-menerus meladeni permainan saling umpan antar pejabat pemerintahan.

"Dari samping suruh ke sampingnya lagi. Dari sampingnya lagi suruh kebelakang. Eh taunya saat dibelakang suruh balik ke depan," kata Yuyuk Mujiwati, bakal calon Kades yang tak lolos asal Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Selasa (17/9/2019).

"Kita hanya orang biasa. Yang tidak terlalu paham aturan Perda atau Perbub. Jangan menggunakan alasan peraturan untuk menghindar," ucapnya.

 "Yang jelas kita tahu, dokumen-dokumen berupa soal dan jawaban itu adalah aset Banyuwangi. Dimana Panitia seharusnya bisa untuk memberikannya kepada kami," sambung Yuyuk.

Permainan politik tiki-taka ini kian menjadi dan semakin jelas, pada saat ia melayangkan surat kepada Pemerintah setempat untuk membuat surat permohonan yang ditujukan kepada tim independen Jember. Yuyuk mengaku, harus menunggu sekian hari hanya untuk menunggu surat tersebut dilayangkan ke Jember oleh panitia.

"Kita capek, harus dioper sana-sini. Suruh ini itu. Setelah dituruti masih saja sama hasilnya. Terkesan diulur-ulur dan dipermainkan," katanya.

Yuyuk mempertanyakan sikap Kabag Pemerintahan yang tidak mau menemui para Bacakades yang ingin melihat langsung lembar jawaban. Panitia seleksi Kabupaten acap kali beralasan dan seakan memang menyembunyikan sesuatu.

"Kalau memang tanggung jawab ya ditemui. Kami hanya minta lembar jawaban. Ada apa ini? Apa ada titipan? Katanya transparan ternyata seperti ini. Mohon Bupati didatangkan ke sini untuk menjembatani agar persoalan ini cepat selesai," katanya dengan nada lantang didalam gedung DPRD.

Uneg-uneg Bacakades ini mendapatkan respon positif dari anggota DPRD Banyuwangi yang hadir dalam rapat tersebut. Anggota fraksi partai Demokrat, Michael Edy Haryanto langsung mengusulkan untuk menghadirkan Kabag Tata Pemerintahan Desa, Azis Hamidi untuk hadir dalam pertemuan tersebut.

Usulan ini langsung disepakati forum. Ketua Sementara DPRD Banyuwangi Made Cahyana langsung meminta Sekretariat DPRD menghubungi Azis Hamidi. Namun sayang yang bersangkutan tidak bisa dihubungi.

"Kami sudah berupaya menghubungi tapi yang bersangkutan tidak bisa ditelpon. Saya juga telepon langsung tapi juga tidak diangkat," kata Made.

Namun sayang, kondisi anggota dewan DPRD yang masih prematur saat ini membatasi pergerakannya untuk menyelesaikan polemik pilkades serentak. Belum terbentuknya alat kelengkapan dewan, menjadikan DPRD Banyuwangi tidak memiliki taring dan cakar.