Perempuan Bakar Diri Gara-gara Dilarang Nonton Bola di Stadion
- dw
Sahar adalah penggemar klub sepakbola Esteghlal Teheran. Para pemain klub ini bermain dengan mengenakan kaus biru. Dengan mantel biru panjang pada tanggal 12 Maret, Sahar pun ingin pergi ke stadion untuk menyaksikan secara langsung pertandingan Esteghlal melawan klub al-Ain dari Uni Emirat Arab. Dia ditangkap namun beberapa hari kemudian dibebaskan dengan jaminan, hingga persidangan 1 September itu.
Pihak berwenang "tidak mau ada kerepotan"
"Dia bukan hanya si 'gadis biru'. Sahar adalah perempuan di negara tempat para lelaki memutuskan apa yang harus atau tidak harus dilakukan perempuan. Kita semua bertanggung jawab atas penangkapan dan peristiwa pembakaran diri ini," tulis Parvaneh Salahshouri, pemimpin faksi perempuan di parlemen Iran dalam akun Twitternya.
Anggota parlemen yang berpikiran reformis dalam beberapa hari terakhir telah berulang kali membahas nasib si 'gadis biru' di parlemen.
"Keluarganya telah diperingatkan dan tidak boleh berbicara dengan media," ujar Maziyar Bahari, jurnalis dan pembuat film keturunan Iran-Kanada dalam sebuah wawancara dengan DW.
Bahari memiliki kontak langsung dengan keluarga Sahar. Ia mengatakan: "Sahar meninggal pada Jumat dan pihak keamanan langsung menguburkannya. Pihak berwenang mengatakan kepada keluarganya: 'Putri Anda telah membuat kami menerima banyak kemarahan, kami tidak mau lagi mendengar apapun dari kalian.' Kerabat diintimidasi secara besar-besaran."
Cari solusi dan tekanan internasional
Kasus Sahar Khodayari telah membuat marah masyarakat Iran. Larangan mengunjungi stadion untuk kaum perempuan berdasarkan pada aturan agama dan telah lama menjadi isu sensitif di Iran. Adalah dosa bagi para perempuan untuk "menonton permainan pria setengah telanjang," demikian menurut seorang ulama konservatif di Iran.