Alat Kedokteran Gigi 90 Persen Masih Bergantung Pada Impor
- PDGI
VIVA – Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang sering terlupakan, padahal nyatanya kesehatan gigi dan mulut sangat berpengaruh pada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018 dari Kementerian Kesehatan, disebutkan hanya 57,6 persen penduduk Indonesia masih mengalami gangguan kesehatan gigi dan mulut. Selain itu hanya 10,2 persen masyarakat yang mendapatkan pelayanan dari tenaga medis.
Padahal Badan Kesehatan Dunia WHO menyarankan 50 persen masyarakat bebas dari masalah gigi dan mulut, namun mirisnya di Indonesia hanya 7 persen saja yang masuk kriteria itu.
Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), DR.Dr. drg. Sri Hananto Seno, Sp. BM., MM., FICD, mengatakan bahwa penguasaan teknologi kedokteran gigi yang didukung oleh perangkat alat kedokteran gigi yang mumpuni merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan gigi dan mulut masyarakat.
"Faktanya industri alat kesehatan dan bahan baku kedokteran gigi baru 10 persen bisa memenuhi kebutuhan dokter gigi di Indonesia," ujarnya di acara Indonesia Dental Exhibition Exhibition & Conference (IDEC) Jumat 13 September 2019.
Sementara sisanya 90 persen masih bergantung pada bahan-bahan dan alat kedokteran gigi impor. Karena itu menurutnya tidak sedikit masalah terhambatnya penanganan masalah gigi bukan karena kurangnya skill dokter gigi, tetapi karena terkendalan peralatan yang terbatas.
Selain itu juga tantangan besar juga hadir bagi para pelaku industri kesehatan di Indonesia agar terdorong memproduksi bahan baku dan alat kedokteran gigi sesuai dengan teknolog terkini.
"Karena untuk pasar dalam negeri saja, potensinya sangat besar."
Salah satu upaya mendukung terwujudnya kesehatan mulut dan gigi secara menyeluruh, sejak 2017 Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) bekerja sama dengan Koelnmesse Pte.Ltd dan PT Traya Eksibisi Internasional menggelar Indonesia Dental Exhibition Exhibition & Conference (IDEC) atau Pameran dagang dan konferensi internasional kedokteran gigi terbesar di Indonesia.
Tahun ini resmi dibuka oleh Sekretaris Jenderal Kemenkes RI, drg. Oscar Primadi pada Jumat 13 September 2019 di Assembly Hall Jakarta Convention Center, selama 3 hari (13-15 September 2019).
"IDEC 2019 bukan sekadar pameran dagang alat kesehatan kedokteran gigi melainkan jadi wadah ‘transfer of knowledge’ bagi para profesional dokter gigi di Indonesia," ujarnya Seno.
Apalagi terjadi peningkatan peserta pameran sebesar 40 persen yang terdiri dari 232 ekshibitor brand dari 18 negara dan 3 paviliun nasional dari Cina, Korea Selatan dan Jerman.
Selain itu ada rangkaian lokakarya ilmiah dan demonstrasi teknologi kedokteran gigi, dengan mendatangkan 18 narasumber ahli di antaranya pakar rehabilitasi dan bedah mulut, endodontic, ortodontik, periodontologi, serta sejumlah inovasi dalam self litigation, fotografi gigi dan seputar kedokteran gigi anak.
“Kami berharap IDEC menjadi agenda penting industri kedokteran gigi dan profesional dokter gigi untuk saling berbagi informasi dan berjejaring demi memajukan industri kedokteran gigi dan kualitas profesi dokter gigi Indonesia,” ujarnya.