Anak Tukang Becak di Pamekasan Sukses Raih Gelar Doktor
- timesindonesia
"Jadi waktu kuliah S1 dia berangkat dari rumah kost menuju kampusnya ITS Surabaya pakai sepeda. Saya memang tidak mampu membelikan sepeda motor buat dia," imbuhnya.
Kondisi ini wajar terjadi karena Saningrat hanya sebagai tukang becak dan istri bekerja di perusahaan tempe yang ada di desa setempat.
"Setiap hari penghasilan dari narik becak tidak menentu kadang dapat 30 ribu bahkan kadang dalam sehari tidak dapat apa-apa. Sementara istri yang bekerja di perusahaan tempe di gaji 100 ribu dalam seminggu," ucapnya.
Saningrat menambahkan untuk menambah biaya hidup, anaknya memberikan les tambahan saat diluar jam kuliah. Dalam satu minggu hasil les tersebut bisa menghasilkan uang 100 ribu.
"Uang tersebut untuk digunakan biaya tugas makalah dan untuk makan sehari-hari," ujarnya.
Saningrat mengaku ketika anaknya memutuskan untuk tetap kuliah banyak sindiran yang diberikan orang lain. Namun sindiran tersebut tak diabaikan dan justru dijadikan motivasi untuk sang anak.
"Namum dengan tekad anak saya dan saya hanya membantu dengan do'a Alhamdulillah anak saya dapat gelar doktor," paparnya.