Deretan Kartini Masa Kini Peraih Bintang 2 TNI/Polri, Ada Dokter Gigi
- peloporwiratama
VIVA – Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal Hadi Tjahjanto menaikkan pangkat 25 perwira tinggi TNI pada Kamis, 29 Agustus 2019 melalui Surat Keputusan Panglima TNI Nomor: Kep/776/VII/2019 Tanggal 24 Juli 2019.
Salah satunya Drg. Andriani yang dipromosikan menjadi Pa Sahli Tk. III Bid. Polkamnas Panglima TNI.
Hebatnya lagi, ia menjadi satu-satunya perempuan TNI aktif yang dipromosikan serta memiliki pangkat laksamana muda atau bintang dua.
Tidak hanya Andriani. Berdasarkan catatan VIVA, Minggu, 1 September 2019, ada dua Kartini masa kini lainnya yang berhasil menjadi jenderal di lingkungan TNI/Polri:
Laksamana Muda TNI Drg. Andriani
Perempuan cantik ini lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, Jawa Timur, pada 1986. Ia kemudian bergabung dengan TNI AL melalui Pendidikan Sepawamil Wan (Sekolah Perwira Wajib Militer Wanita) pada 1987. Setelah lulus pendidikan, Andriani menyandang pangkat letnan satu.
Sebelumnya, ia menjabat wakil kepala Pusat Kesehatan (Wakapuskes) TNI dengan pangkat laksamana pertama atau bintang satu, dan tercatat sebagai perempuan pertama yang punya jabatan tinggi di Puskes TNI.
Andriani juga terjun langsung membenahi dan membesarkan Lembaga Kedokteran Gigi (Ladokgi) TNI AL ketika berdinas di sana.
Laksamana Muda TNI (Purn) Christina Maria Rantetana
Lahir di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, 24 Juli 1955, Christina adalah perempuan pertama yang menjadi perwira tinggi di tubuh TNI AL, sekaligus jenderal perempuan pertama di ASEAN.
Ia pernah menjadi anggota DPR dari Fraksi TNI/Polri, serta staf ahli Menko Polhukam bidang Ideologi dan Konstitusi. Christina bergabung bersama TNI AL melalui program sekolah perwira sukarela pada 1979.
Berbagai penugasan pernah dijalani sarjana ilmu kesehatan masyarakat ini. Termasuk berkiprah di Senayan selama 2 periode di Fraksi TNI/Polri pada 1997-1999 dan 1999-2004.
Pada 1 November 2002, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Bernard Kent Sondakh melantiknya menjadi perwira tinggi perempuan pertama TNI AL. Christina meninggal dunia pada 31 Juli 2016 dalam usia 61 tahun karena sakit.
Inspektur Jenderal (Purn) Basaria Panjaitan
Ia tercatat sebagai perempuan pertama yang berpangkat inspektur jenderal (bintang dua) dalam sejarah Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Kenaikan pangkat Basaria berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor: 81/ Polri RI/ Tahun 2015 dan Surat Telegram Kapolri Nomor: STR/843/X/2015 Tertanggal 20 Oktober 2015.
Perempuan kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara, 20 Desember 1957 itu pernah memeriksa mantan Kabareskrim, Komjen Susno Duadji, soal pelanggaran kode etik.
Pada 2010 hingga 2015, Basaria menjabat sebagai Widyaiswara Madya Sespim Polri. Selain itu, ia juga perempuan pertama yang terpilih menjadi komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2015-2019.
Ia sudah malang melintang di dunia reserse. Pascalulus Sekolah Calon Perwira di Sukabumi, ia langsung ditempatkan di Ditserse Narkoba Polda Bali.
Basaria pernah menjabat Kabag Serse Narkoba Polda NTB (1997-2000), Kabag Narkoba Polda Jabar (2000-2004), Ditserse Kriminal Polda Kepri (2006-2008), Kapusprovos Divpropam Polri (2009), dan Karo Bekum SDelog Polri (2010).