Lebih Intim dengan Ibu Kota Baru Penajam Paser Utara

Kabupaten Penajam Paser Utara (sisi kiri)
Sumber :
  • Google Maps

VIVA – Akhirnya Senin siang tadi, 26 Agustus 2019, Presiden Joko Widodo alias Jokowi menghentikan polemik soal ibu kota baru Indonesia. Di Istana Negara, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan bahwa ibu kota pindah ke Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Spot Wisata Seru di Tanjung Lesung Banyak Banget, Bisa Buat Ide Liburan Natal dan Tahun Baru!

Jokowi bilang bahwa rencana pemindahan ibu kota sebenarnya sudah diwacanakan sejak lama. Tapi sebagai bangsa yang besar dan sudah 74 tahun merdeka, Indonesia belum pernah menentukan sendiri ibu kota negara.

"Kita intensifkan studinya selama tiga tahun ini. Hasilnya menyimpulkan bahwa lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur," kata Jokowi, seperti dikutip dari VIVAnews, Senin, 26 Agustus 2019.

Begini Cara Airin-Ade Integrasikan Wisata Pantai hingga Tahura di Banten

Nah, untuk mengenal lebih jauh tentang Penajam Paser Utara, berikut ini beberapa hal yang bisa kamu tahu soal ibu kota baru tersebut, seperti dilihat dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 dan beberapa sumber lain.

Luas wilayah

Survei Cyrus Network di Pilkada Kaltim, Rudy-Seno Aji Unggul dari Isran Noor-Hadi Mulyadi

Wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki luas daratan mencapai 3.060,82 kilometer (km) persegi. Sedangkan luas lautannya mencapai 272,24 km persegi.

Penajam Paser Utara terletak di sebelah utara berbatasan dengan Kutai Kertanegara, sebelah timur berbatasan dengan Kota Balikpapan dan Selat Makassar, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Paser, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat dan Paser.

Kabupaten termuda kedua di Kaltim

Penajam Paser Utara merupakan kabupaten kedua termuda di Kaltim setelah Mahakam Ulu. Pada 2002, Kabupaten Pasir (sekarang Paser) dimekarkan dan melahirkan Penajam Paser Utara. Itu berdasarkan Undang-undang (UU) No 7 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Penajam Paser Utara. Kabupaten Penajam Paser Utara punya empat kecamatan, yakni Babulu, Waru, Penajam, dan Sepaku.

Jumlah penduduk

Jumlah penduduk di kabupaten ini pada 2017 tercatat sebanyak 157.711 jiwa. Mayoritas penduduk berjenis kelamin pria, dengan jumlah mencapai 82.431 jiwa, sedangkan wanita sebanyak 75.280 jiwa.

Penduduknya mayoritas bekerja di bidang pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan. Di posisi kedua, bidang perdagangan dan jasa akomodasi serta jasa masyarakat, sosial dan perorangan. Sementara itu, mayoritas penduduk di sini beragama Islam. Tapi juga ada penduduk beragama Kristen Prostestan dan Katolik.

Bahasa dan potensi wisata

Bahasa yang digunakan di sini adalah bahasa Indonesia. Sebab, di wilayah ini merupakan akulturasi berbagai suku di Indonesia, seperti Suku Banjar, Bugis, Jawa, Nusa Tenggara, Sumatera, Maluku, dan Dayak Paser.

Sementara itu, lokasinya sebagai pintu gerbang trans Kalimantan serta menjadi lalu lintas perdagangan antarprovinsi mendukung pariwisata di kabupaten ini. Adapun potensi wisata di Penajam Paser Utara, berupa wisata bahari seperti Pantai Tanjung Jumlai, Pantai Sipakario dan Pulau Gusung. Selain itu, wisata seni dan budaya, seperti Pesta Adat Nondoi, Pesta Pantai Sipakario dan Pakiat Lango, tari Uok Botung, Jepen Ampiek Muslimah, Kode Bura.

Bupatinya dari kalangan milenial

Bupati Penajam Paser Utara saat ini adalah Abdul Gafur Mas'ud. Pria yang lahir di Balikpapan, Kalimantan Timur pada 7 Desember 1987 ini berusia 31 tahun dan baru 32 tahun pada akhir tahun ini. Bersama dengan wakilnya, Hamdam, dia memimpin Penajam Paser Utara sejak 19 September 2018 lalu. Dia akan memerintah kabupaten ini hingga 2023 mendatang. Sementara pada 2024, pusat pemerintahan pindah ke sini dan Kutai Kartanegara.

Juru bicara Aliansi Borneo Bersatu Rahmat Nasution Hamka

Tragedi Muara Kate, Wapres MADN Desak Pemerintah dan Polisi Turun Tangan

Penyerangan brutal dari orang tidak dikenal terhadap warga, yang mempertahankan haknya terhadap aktivitas tambang hauling batubara terjadi di Muara Kate.

img_title
VIVA.co.id
20 November 2024