Sales Kerupuk Jadi Terduga Teroris Penyerang Polsek Wonokromo
- VIVA/ Muhammad A.R.
VIVA – Penyerangan yang dialamatkan ke kantor polisi sektor (Polsek) Wonokromo, Surabaya, terjadi Sabtu, 17 Agustus kemarin. Siapa sangka, pria yang tidak dikenal itu berpura-pura membuat laporan lalu mengeluarkan celurit saat akan dilayani.
Beruntung tak ada polisi yang menjadi korban jiwa, walau korban Aiptu Agus Sumartono sempat dilarikan ke rumah sakit karena celurit mengenai kepala dan tangannya.Â
Keluarga terduga teroris, yang diketahui bernama Imam Wahyudi itu, kaget. Pasalnya, Imam dikenal santun dan pemalu oleh keluarganya. Berikut fakta lain yang ternyata ada dalam diri Imam Wahyudi, terduga teroris yang menyerang Polsek Wonokromo, dilansir VIVAnews.
Pemalu dan Santun
Pihak keluarga mengaku sangat terkejut dengan pemberitaan terkait Imam Wahyudi. Bagaimana tidak? Paman Imam, Ibrahim, mengungkapkan jika keponakannya itu anak yang santun dan pemalu. Ibrahim sempat tidak percaya dengan isu yang beredar.
Masih Berusia 30 tahun
Imam Wahyudi, yang datang dengan celurit tersembunyi di badannya, ternyata masih berusia 30 tahun. Ia telah memiliki istri, yang menurut pengakuan pamannya, baru saja memakai cadar. Dia juga memiliki tiga orang anak yang masih kecil.
Jarang pulang
Meski telah lama tinggal di Surabaya, sejatinya Imam Wahyudi adalah penduduk asli dari Sumenep, Madura. Penuturan sang paman mengungkap jika Imam jarang pulang ke Sumenep. Terakhir pulang setelah sekian lama, adalah saat ia harus mengantar kedua orang tuanya pergi haji.
Sales kerupuk
Ibrahim mengatakan, Imam memang saat ini sedang tidak dalam perekonomian yang baik. Saking tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarganya, dia kerap meminta kiriman dari orang tua di Sumenep. Walau begitu, Imam tetap berupaya bekerja meski hanya sebagai sales kerupuk.
Simpatisan ISIS
Dugaan sementara, Imam yang membacok Aiptu Agus Sumartono, diduga simpatisan ISIS. Namun, hingga kini polisi masih terus menyelidiki motif kasus tersebut.