Kambing-kambing Kurban untuk Idul Adha Dimangsa Beruang Madu

Calon kurban dimangsa hewan buas
Sumber :
  • VIVAnews/Andri Mardiansyah

VIVA – Dua ekor kambing milik Rosmidar (65 tahun), warga Jorong Sungai Salak, Nagari Koto Tangah, Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat mati dimangsa beruang madu.

Jelang Lengser, Jokowi Bakal Boyong 43 Ekor Kambing di Istana ke Solo

Rosmidar menemukan dua ekor kambing yang rencananya akan dijadikan hewan kurban pada hari raya Idul Adha 1440 hijriah itu mati dengan kondisi tubuh penuh luka robek, pada Sabtu 10 Agustus 2019 sekira pukul 08.00 WIB.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) resor Tanah Datar menduga, kematian dua ekor kambing kurban itu disebabkan serangan Beruang Madu. Ini setelah banyak ditemukan jejak menyerupai jejak kaki satwa yang memiliki nama latin Helarctos Malayanus itu di sekitar rumah Rosmidar.

Diduga Akibat Warga Bakar Sampah, 37 Kambing di Kandang Tewas Terpanggang

"Dua ekor kambing ini merupakan hewan hasil ternak dari warga atas nama Rosmidar. Niatnya, akan dijadikan hewan kurban esok hari. Ditemukan mati tadi pagi," kata Kepala Resor BKSDA Tanah Datar, Ansarul, melalui sambungan ponsel, Sabtu malam 10 Agustus 2019.

Menurut Ansarul, kematian dua ekor kambing ini menambah daftar kematian hewan ternak milik warga setempat. Sebelumnya, juga ditemukan kasus kematian serupa. Ada hewan ternak kambing, itik dan ayam. Dugaan sama yakni disebabkan oleh serangan beruang madu.

Pencurian Kambing Lagi Marak di Depok, Modusnya Disembelih di Kandang Disisakan Jeroan

"Konflik beruang madu di Jorong Sungai Salak ini sudah terjadi sejak Juli lalu. Kita sudah lakukan sejumlah upaya sesuai dengan prosedur yakni, melakukan pengusiran dengan cara membunyikan meriam, patroli hingga pemasangan kandang perangkap atau box trap. Kamera trap juga sudah kita pasang di sejumlah titik," ujar Ansarul.

Lebih lanjut Ansarul, meski sudah dilakukan upaya penangkapan, namun masih belum membuahkan hasil. Umpan berupa buah-buahan seperti cempedak dan kelapa diambil dan dimakan dari sisi samping kandang perangkap.

"Kita sudah pasang kandang perangkap. Umpan yang kita kasih dimakan, tapi tidak dari depan, melainkan diambil dari samping kandang. Pun dengan kamera trap yang kita pasang, juga belum merekam aktifitas beruang madu tersebut,"kata Ansarul.

Ansarul menilai, prilaku beruang madu ini agak sedikit berbeda. Biasanya beruang madu, mengkonsumsi buah-buahan. Ini malah sebaliknya, memangsa hewan ternak warga. Yang dimakan hanya bagian hati, jantung dan paha. Analisis sementara, beruang madu mengkonsumsi bagian tertentu dari hewan ternak itu untuk menambah protein.

"Beruang biasanya makan buah-buahan. Ada juga makan bagian organ hewan kecil. Tapi tak banyak. Paling sering itu, ulat tanah dan kumbang yang hidup di kayu. Kalau yang ini memangsa hewan ternak warga. Dan yang dimakan hanya bagian hati, jantung dan paha,"ujar Ansarul.

Ansarul berpendapat, terganggunya habitat asli juga menjadi salah satu faktor konflik ini terjadi. Pasalnya, area hutan perbukitan disekitar lokasi yang merupakan hutan lindung dan hutan produksi, sudah banyak beralih ke lahan perkebunan yang ditanam dengan Pinus dan karet.

"Habitat aslinya terganggu. Kawasan itu sudah banyak dijadikan lahan perkebunan. Sebagai antisipasi, kita imbau kepada masyarakat untuk tidak pergi ke kebun sendirian dan selalu membunyikan bunyian yang keras untuk menghalau beruang madu agar tidak mendekat. Kita juga tetap melakukan pengawasan dan upaya lain sesuai dengan prosedur penanganan konflik satwa dilindungi," tutup Ansarul. (ren)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya