Khofifah Cerita Pertalian Ilmu Gus Dur dengan Mbah Moen
- VIVA/ Nur Faishal.
VIVA - Wafatnya ulama karismatik KH Maimun Zubair alias Mbah Moen di Mekah, Arab Saudi, pada Selasa, 6 Agustus 2019, menimbulkan duka mendalam bagi warga di Tanah Air. Sama dengan mendiang KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Mbah Moen, juga dipandang berwawasan luas, di samping dalamnya ilmu yang dimiliki.
Gus Dur sendiri memiliki pertalian emosi yang kuat dengan Mbah Moen dan keluarga besarnya di Pesantren Al Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Gus Dur disebut pernah belajar sebagai santri kepada Kiai Zubair, ayah Mbah Moen, di Sarang, Jawa Tengah.
"Salah satu pondok di mana Gus Dur pernah nyantri, yakni di Krapyak (Yogyakarta), Lasem (Jawa Tengah), kemudian di Sarang (Jawa Tengah) ke Mbah Kiai Zubair, ayahanda Mbah Maimun Zubair," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, seusai salat ghaib di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya pada Selasa malam.
Khofifah mengaku mendengar cerita petualangan nyantri dari pondok pesantren ke pondok pesantren lain itu langsung dari Gus Dur, semasa mendampingi kala Gus Dur menjadi Ketua Umum PBNU dan Presiden RI keempat.
"Jadi, salah satu tempat yang Gus Dur nyantri itu ya di pondoknya Mbah Kiai Maimun, saat masih diasuh Mbah Kiai Zubair," katanya.
Di lingkungan santri, pengasuh pesantren dihormati laiknya sebagai orangtua. Penghormatan juga diberikan kepada keluarga dan sanak saudaranya. Itu sebabnya tradisi sowan ke kiai biasa dilakukan oleh alumnus sebuah pesantren, sehingga pertalian emosi guru-murid tetap terjaga. Semasa hidup, Gus Dur juga kerap sowan ke pesantren-pesantren yang dia pernah belajar.
Mbah Moen meninggal dunia di Mekah, Arab Saudi, pada Selasa dini hari waktu setempat. Di Mekah, dia melaksanakan ibadah haji atas undangan khusus Pemerintah Arab Saudi. Pengasuh Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah, itu dimakamkan di tempat pemakaman Ma'la, tak jauh dari Masjidil Haram. [mus]