Mendagri hingga Pimpinan MPR Kenang Mbah Moen sebagai Tokoh Panutan
- ANTARA Foto/Akbar Nugroho Gumay
VIVA – Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo berbelasungkawa atas wafatnya Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen di Mekah, Arab Saudi. Tjahjo mengaku terkejut dengan meninggalnya kiai karismatik tersebut.
"Kami cukup terkejut, tadi juga Bapak Wapres (Jusuf Kalla), atas wafatnya Mbah Moen ya," kata Tjahjo usai melantik 744 Praja IPDN di Sumedang, Jawa Barat, Selasa 6 Agustus 2019.
Tjahjo mengatakan, punya kenangan tersendiri dengan almarhum Mbah Moen. Kata dia, dirinya sempat bertemu dengan Mbah Moen beberapa waktu lalu. "Saya terakhir sempat foto bersama dengan beliau pada ultah Bhayangkara, di waktu Asian Games juga," ujarnya.
Dengan wafatnya Mbah Moen, menurut dia, bangsa Indonesia kehilangan salah satu tokoh ulama karismatik.
"Kita kehilangan tokoh yang secara spiritual, pemimpin pondok pesantren yang besar, banyak murid-muridnya juga, yang ditokohkan oleh salah satu partai politik dan juga warga NU," katanya.
Suri Tauladan
Kepergian Mbah Moen menyisakan duka bagi sejumlah pihak, salah satunya Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah. Bagi dia, meninggalnya ketua Majelis Syuro PPP itu membuat Indonesia kehilangan ulama besar dan karismatik.
“Kita telah kehilangan ulama besar dan seorang tokoh bangsa yang perjuangan hidupnya menjadi panutan dan suri tauladan dalam mengimplementasikan nilai-nilai ke-Islaman dan kebangsaan dalam satu tarikan napas,” kata Basarah dalam pesan tertulisnya, Selasa 6 Agustus 2019.
Menurut dia, Mbah Moen merupakan contoh ulama yang konsisten menjabarkan fatwa Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama, dengan Hubbul Wathon Minal Iman atau mencintai bangsa dan negara sendiri adalah sebagian dari iman.
Mustasyar PBNU itu juga telah mengajarkan dan menyebarkan konsep Islam Rahmatan Lil Alamiin yang membuat suasana kebangsaan dan keagamaan di Indonesia menjadi sejuk.
“Dari sosok Mbah Moen, Islam bukan hanya menjadi penuntun kehidupan yang sejuk dan damai bagi umat Islam Indonesia, tetapi juga membuat damai dan nyaman bagi umat beragama lainnya,” tutur Basarah.