Kepala BNPB Minta Simulasi Bencana Hingga Tingkat Keluarga

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen Doni Monardo, di Desa Mandalawangi, Banten, lokasi terparah dampak dari gempa bumi magnitudo 6,9 yang terjadi pada Jumat malam, 2 Agustus 2019.
Sumber :
  • BNPB

VIVA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen Doni Monardo, mengingatkan pentingnya melakukan latihan kebencanaan secara rutin. Apalagi kawasan di pantai selatan Banten rawan gempa dan berpotensi tsunami.

Penjelasan BMKG soal Fenomena Hujan Es di Sleman Yogyakarta Hari Ini

Hal ini disampaikannya saat meninjau lokasi terdampak gempa di Desa Panjang Jaya, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Sabtu siang, 3 Agustus 2019. Simulasi bencana harus menyentuh tinggat keluarga.

"Latihan dan simulasi kebencanaan harus sampai menyentuh tingkat paling bawah, yaitu tingkat keluarga. Termasuk juga kepada anak anak sekolah sekolah. Latihan ini diinisiasi pemda setempat dan harus menjadi kewajiban rutin," kata Doni kepada warga masyarakat di lokasi gempa Banten.

BPBD Jakarta Ingatkan Warga untuk Antisipasi Potensi Banjir Rob pada 27-29 Maret 2025

Menurutnya gempa dan tsunami merupakan peristiwa berulang yang bisa muncul sewaktu-waktu dan kapan saja. Karena itu diperlukan kesiagaan tidak hanya dalam teori namun juga praktik.

Pada tanggal 12 - 14 Agustus mendatang Ekspedisi Destana (Desa Tangguh Bencana) yang dilaksanakan oleh BNPB sepanjang pantai selatan Jawa akan melintasi kawasan Pandeglang, Serang dan Cilegon.

Waspada! Hujan Petir Diprediksi Melanda Sebagian Wilayah Jakarta Senin pagi

Mantan Danjen Kopassus itu mengajak semua unsur masyarakat berpartisipasi melakukan simulasi dan latihan. Pada saat ekspedisi melintas nanti dibuatkan skenario seakan akan terjadi gempa berpotensi tsunami.

"Kita akan libatkan masyarakat secara luas, dan Bapak Kepala BNPB serta semua pejabat tinggi BNPB ikut serta, akan bersama sama masyarakat tidur di tenda," ujarnya.

Modifikasi Cuaca di Jawa Barat

Modifikasi Cuaca Cegah Hujan Ekstrem di Jawa Barat Diperpanjang hingga 20 Maret

OMC dilakukan sebagai respons terhadap meningkatnya kejadian bencana hidrometeorologi di Jawa Barat. Akan diperpanjang Sampai 20 Maret 2025

img_title
VIVA.co.id
13 Maret 2025