Trauma Tsunami, Warga Pesisir Banten dan Lampung Masih Mengungsi

Sejumlah warga pesisir pantai mengungsi usai gempa Banten
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Weli Ayu Rejeki

VIVA – Masyarakat di pesisir Kecamatan Panimbang hingga Sumur, Ujung Kulon, Kabupaten Pandeglang, mengungsi ke tempat aman dan jauh dari pantai usai gempa bumi di provinsi Banten malam tadi. Mereka dibantu petugas kepolisian saat mengungsi ke tempat yang lebih aman, hingga kondisi memungkinkan mereka kembali ke rumah masing-masing.

Selayar Sulsel Diguncang Gempa, Tak Berpotensi Tsunami

"Kita sedang pantau warga dan evakuasi ke tempat aman," kata AKP David, Kasat Polair Polres Pandeglang, melalui sambungan selulernya, Jumat 2 Agustus 2019.

Kedua wilayah itu juga menjadi lokasi terdampak tsunami Selat Sunda, pada 22 Desember 2018 lalu, yang menghancurkan banyak bangunan dan menelan ratusan korban jiwa.

Jawa Tengah Juga Diguncang Gempa, Terbaru di Cilacap, Salatiga dan Grobogan

Sementara itu di wilayah Lampung, warga di pesisir pantai juga mengungsi ke lokasi yang lebih tinggi untuk menyelamatkan diri setelah Wakil Gubernur Lampung, Chusnunia Chalim, mengatakan warga pesisir Lampung mengungsi ke sejumlah titik, salah satunya ke Kantor Gubernur Lampung.

"Kita buka aula," katanya kepada TvOne, Jumat 2 Agustus 2019.

Gempa Magnitudo 4,8 Guncang Banten

Meski BMKG telah mengakhiri peringatan dini tsunami, pihaknya masih standby. Demikian juga warga masih tetap berada di pengungsian. 

"Kalau memang ada informasi BMKG tsunami berakhir, kita akan imbau warga kembali ke rumah. Kita saat ini masih standby," ucapnya. Dia juga mengatakan sejauh ini pihaknya belum mendapat laporan adanya kerusakan gedung atau korban di wilayahnya.

"Sejauh ini normal dan belum ada laporan kerusakan gedung. tenaga kesehatan siaga," ujarnya. 

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan telah mengakhiri peringatan dini tsunami usai Gempa Banten dan ini bukan berarti mencabut peringatan tsunami. Potensi tsunami tetap bisa muncul bila terjadi gempa besar.

Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, saat memberi keterangan pers di Kantor BMKG pada Jumat malam, 2 Agustus 2019, telah dilakukan pemantauan muka air laut. Hasilnya, tidak terindikasi ada perubahan muka air laut yang signifikan.

"Monitor muka air laut, dengan alat pemantau pasang surut muka air laut. Tidak terindikasi tidak ada perubahan muka air laut yang signifikan," katanya.

Karena itu, berdasarkan SOP yang diterapkan atau menunggu hingga 2 jam setelah peringatan tsunami diterapkan, maka pada pukul 21.35 WIB, peringatan dini tsunami akibat gempa Banten dengan kekuatan magnitudo 6,9 diakhiri.

"Menunggu SOP, setelah perkiraan akhir tsunami datang sejak 19.35, kemudian ditunggu 2 jam pada 21.35, maka peringatan dini potensi tsunami diakhiri. Diakhiri, bukan dicabut," kata Dwikorita. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya