Tangkuban Perahu Ditutup Lagi, Pengelola Kawasan Wisata Pasrah

Erupsi gunung Tangkuban Perahu
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

VIVA – PT Graha Rani Putra Persada, perusahaan pengelola Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Perahu di Bandung, Jawa Barat, pasrah dengan keputusan penutupan kawasan wisata menyusul peningkatan aktivitas gunung itu.

Mensos Jamin Kebutuhan Para Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Sudah Tercukupi

Direktur PT Graha Rani Putra Persada, Putra Kaban, menyatakan menaati keputusan otoritas terkait, yakni Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana maupun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). “Kami mematuhi semua, kami patuh,” katanya, singkat, kepada VIVAnews, Jumat, 2 Agustus 2019.

BNPB mengonfirmasi bahwa Gunung Tangkuban Perahu ditutup untuk umum mulai Jumat pagi hingga waktu yang belum ditentukan menyusul peningkatan level kedaruratannya dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada).

Gunung Karangetang Siaga Level III, Masyarakat Diimbau Menjauh

Masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Perahu, pengunjung, wisatawan, dan pendaki, diimbau untuk tidak mendekati kawah puncak dalam radius 1,5 kilometer dari kawah aktif dan mewaspadai letusan freatik yang bersifat tiba-tiba tanpa didahului oleh gejala vulkanik yang jelas.

"Selain itu kawasan Taman Wisata Alam Tangkuban Perahu ditutup sementara hingga jarak aman," kata Agus Wibowo, Pelaksana Harian Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, dalam keterangan tertulisnya kepada VIVAnews.

 Gunung Semeru Meletus 2 Kali pada Pagi Ini

Konsentrasi Gas Naik

Badan Geologi melaporkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Perahu belum mereda. Gunung itu erupsi lagi pada Kamis malam, 1 Agustus 2019, setelah sempat mereda usai erupsi enam hari sebelumnya.

Berdasarkan catatan Badan Geologi, erupsi pada Kamis malam terjadi pukul 20.46 WIB dengan tinggi kolom abu teramati lebih-kurang 180 meter dari dasar kawah. Kolom abu teramati berwarna kelabu condong ke arah utara dan timur-laut.

Erupsi serupa terjadi lagi empat jam setelahnya, atau Jumat dini hari. Kolom abu tak teramati karena cukup gelap, namun erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 50 milimeter dan durasi lebih-kurang 3 menit 6 detik. Erupsi kembali terjadi pada pukul 01.45, 03.57, dan 04.06 WIB.

"Secara deformasi, pascaerupsi 26 Juli 2019, Gunung Tangkuban Perahu masih mengalami inflasi kecil bersifat lokal. Data deformasi masih mengindikasikan aktivitas Gunung Tangkuban Perahu belum stabil," tulis Badan Geologi, sebagaimana dikutip dari siaran persnya di Vsi.esdm.go.id.

Secara geokimia gas, menurut Badan, pascarupsi 26 Juli 2019, di area sekitar Kawah Ratu menunjukkan hasil pengukuran konsentrasi gas vulkanik H2S dan cenderung menurun. "Namun pengukuran gas tanggal 31 Juli dan 1 Agustus 2019 menunjukkan konsentrasi gas masih berfluktuasi dan cenderung naik."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya