Cegah Kehilangan Air, Kementerian PUPR Perbaiki Bendung Pasar Baru
- Kementerian PUPR
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) secara bertahap sejak tahun 2017 melakukan perbaikan pintu Bendung Pasar Baru Cisadane di Kota Tangerang, Provinsi Banten.
Bendung yang menahan aliran Sungai Cisadane ini sangat penting karena fungsinya sebagai pengendali banjir, mensuplai air irigasi, dan sumber air baku, terutama pada musim kemarau.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR) Hari Suprayogi mengatakan musim kemarau mengakibatkan kekeringan, umumnya pada sawah tadah hujan dan sawah irigasi teknis yang airnya berasal dari bendung yang bergantung pada debit air sungai.
“Sementara irigasi yang mendapat suplai air dari bendungan atau irigasi premium masih mendapat pasokan air yang cukup,” jelas Hari Suprayogi.
Untuk mengoptimalkan fungsi Bendung Pasar Baru, dilakukan perbaikan terhadap 10 pintu bendung yang rusak karena sudah berusia 92 tahun. Akibat kerusakan, maka pintu tidak bisa ditutup sempurna dan mengakibatkan kebocoran sekitar 2 m3/detik.
“Pada musim kemarau, walaupun air yang datang dari hulu berkurang, pintu ini tidak bocor, sehingga bisa mempertahankan volume air Sungai Cisadane. Dari 10 pintu air, sebanyak 6 pintu sudah selesai diperbaiki dan ditargetkan seluruhnya rampung tahun ini,” kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Bambang Hidayah di Tangerang baru-baru ini.
Musim kemarau dan kebocoran air mengakibatkan debit air Sungai Cisadane mengalami penurunan dari kondisi normal 12,5 meter menjadi 11,3 meter. Meski begitu, menurut Bambang, penurunan tersebut belum masuk level kritis yakni di bawah 10 meter.
Walaupun mengalami penurunan, bendung ini masih dapat mengairi sebagian besar Daerah Irigasi Cisadane. “Di Cisadane Barat Laut dari total 9.525 hektare, seluas 710 hektare mengalami kekeringan. Sebagian besar masih mendapatkan pasokan air dari bendung ini,” jelas Bambang.
Untuk diketahui, perbaikan pintu air bendung dikerjakan oleh kontraktor PT Barata Indonesia (Persero) dengan biaya sebesar Rp90 miliar.