PVMBG Minta Warga Tetap Waspada Letusan Mendadak Tangkuban Perahu
- istimewa/ Adi Suparman
VIVA – Aktivitas Gunung Tangkuban Perahu, Bandung, Jawa Barat, terpantau dalam kondisi normal pasca erupsi pada Jumat 26 Juli 2019. Dari pemantauan, sejak pagi hari tampak aktivitas asap kawah muncul dengan intensitas sedang.
“Tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu di level I (normal),” ujar Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana (PVMBG), Kasbani, Minggu 28 Juli 2019.
Kasbani menerangkan, masyarakat kawasan Tangkuban Perahu diminta tetap untuk hati-hati mengantisipasi adanya aktivitas baru. Karena kepulan asap masih terus teramati dengan ketinggian mencapai 200 meter.
“Asap kawah bertekanan sedang hingga kuat teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 200 meter di atas puncak kawah,” katanya.
PVMBG merekomendasikan masyarakat sekitar tidak mendekati kawah dengan radius minimal 500 meter dari kawah aktif. Hingga kini, wisatawan, pedagang, pendaki, dan pengelola wisata juga dilarang untuk masuk guna mengantisipasi terjadinya letusan yang bersifat mendadak tanpa didahului oleh gejala vulkanik yang jelas
“Masyarakat di sekitar Tangkuban Parahu dan pengunjung, wisatawan, pendaki tidak mendekati kawah yang ada di puncak dalam radius 500 meter dari kawah aktif atau sekitaran sepanjang area parkir bibir kawah dan tempat berdagang,” ujarnya.
Terkait dengan letusan Gunung Tangkuban Perahu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendapat banyak pertanyaan uamg dilontarkan masyarakat dan awak media.
Pertanyaan hampir serupa, yaitu apakah erupsi Gunung Tangkuban Perahu dapat memicu gempa tektonik Sesar Lembang? Jawabnya adalah tidak. Karena gempa tektonik lazimnya disebabkan oleh interaksi antar lempeng tektonik atau aktivitas sesar aktif, bukan karena erupsi freatik gunung api.
Kepala Bidang Informasi Gempa bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan, erupsi freatik adalah letusan yang tekanannya berasal dari pemanasan air tanah di bawah dasar kawah. Pemanasan yang konstan berlangsung di dasar kawah akan meningkatkan terbentuknya tekanan uap air yang kemudian meletup ke permukaan.
Kemudian erupsi freatik adalah fenomena lokal. Sementara jarak antara Gunung Tangkuban Perahu dengan Sesar Lembang sejauh 6,96 km sehingga erupsi ini tidak akan memengaruhi kondisi tektonik Sesar Lembang.