Muhammadiyah dan Ponpes Tebuireng Bikin Film 'Jejak Langkah 2 Ulama'

Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dan Gus Solah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Cahyo Edi

VIVA – Lembaga Seni Budaya dan Olahraga atau LSBO Pengurus Pusat Muhammadiyah bekerja sama dengan Pondok Pesantren Tebuireng akan membuat film berjudul 'Jejak Langkah 2 Ulama'. Film itu berisi tentang kisah KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy'ari mendirikan Muhammadiyah dan Nadhlatul Ulama (NU).

Muhammadiyah Turun Langsung, Ikhtiar Cegah Kerusakan Lingkungan Dengan Langkah Ini

Ketua LSBO PP Muhammadiyah, Syukriyanto AR menjelaskan film 'Jejak Langkah 2 Ulama' ini dibuat sebagai media edukasi bagi anak muda Indonesia. Harapannya, anak muda mengetahui peranan dua ulama tersebut dalam berdakwah dan mendirikan Muhammadiyah maupun NU.

"Jadi ide pembuatan film ini berawal dari kegelisahan melihat kondisi Indonesia, di mana sering terjadi konflik dengan beratasnamakan Islam. Padahal, Nabi mengajarkan Islam yang rahmatan lil alamin. Dan kalau kita lihat, pendiri Muhammadiyah dan NU malah pernah belajar bersama. Karena itulah kami mengangkat kisah dua ulama besar itu dalam film," ujar Syukriyanto di Kantor PP Muhammadiyah, Rabu, 24 Juli 2019.

Dituduh PKI, Risma Klaim Kakek Buyutnya Bersaudara dengan Pendiri NU Hasyim Asy’ari

Syukriyanto mengungkapkan jika film tentang KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy'ari ini telah masuk ketahap casting pemain. Syukriyanto sendiri menargetkan film 'Jejak Langkah 2 Ulama' akan rampung dan bisa tayang pada September atau Oktober 2019 mendatang. 

Ia menerangkan nantinya film yang dikerjakan LSBO PP Muhammadiyah dan Ponpes Tebuireng ini tak akan ditayangkan di bioskop-bioskop. Film 'Jejak Langkah 2 Ulama' akan ditayangkan berkeliling di tempat-tempat yang ingin menayangkan film tersebut.

Gus Salam Bilang MLB NU Rencananya Bakal Digelar di Surabaya

"Penayangan film ini lebih ke arah mendekati penonton, itu konsep dasarnya. Jadi nanti seperti pop up cinema, sistemnya gotong royong tapi tidak gratis. Tapi kalau ada yang benar-benar tidak mampu akan kita gratiskan. Saya harap, film 'Jejak Langkah 2 Ulama' ini bisa mengedukasi dan memberi pendidikan karakter bagi penonton, khususnya generasi muda," urai Syukriyanto.

Sementara itu menurut Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah, Haedar Nashir film 'Jejak Langkah 2 Ulama' ini diharapkan bisa menjadi media bagi generasi milenial belajar sejarah kebangsaan. 

Haedar menyebut jika KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy'ari menjadi teladan bahwa agama, khususnya Islam dalam konteks ini hadir tidak eksklusif untuk dirinya tetapi untuk memajukan mencerahkan dan mencerdaskan bangsa.

"Pesan moral dari film ini agar warga bangsa, elite bangsa itu mau belajar sejarah, bagaimana susahnya perjuangan Republik Indonesia dibebaskan dari penjajahan dan pasca meraih merdeka. Khusus untuk generasi milenial memang harus belajar sejarah dan perlu meniru komitmen tokoh-tokoh nasional yang punya jasa besar dalam memajukan bangsa," urai Haedar.

"Untuk elite bangsa, elite politik juga, penting bagi mereka untuk belajar mengutamakan kepentingan umat dan bangsa di atas kepentingan dirinya. Sehingga, tirulah tokoh-tokoh yang bersahaja ini agar mereka juga mewarisi sikap kenegarawanan dan sikap keulamaan," imbuh Haedar.

Sedangkan menurut Pimpinan Pondok Pesantren Tebuireng, KH. Salahuddin Wahid atau kerap disapa Gus Solah menyampaikan kisah pendiri Muhammadiyah dan NU ini harus dikenalkan kepada masyarakat. Lewat film 'Jejak Langkah 2 Ulama', masyarakat bisa meneladani sifat dan perjuangan dua tokoh bangsa.

"Muhammadiyah dan NU ini organisasi yang menjadi jangkarnya Indonesia. Menjadi penyeimbang dari pemerintahan siapapun juga. Semua itu karena peran dua tokoh ini. Karena itu perlu diperkenalkan agar masyarakat bisa mengenal lebih dekat dan meneladaninya," ujar Gus Solah.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya