Gempa Guncang Bali, Berada di Zona Transisi Megathrust
- BMKG
VIVA – Sebagian wilayah Bali, Jawa Timur, dan Lombok, kembali diguncang gempa tektonik pada Rabu, 24 Juli 2019. Guncangan gempa terjadi pada pukul 08.29.13 WIB.
Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan, gempa terjadi dengan kekuatan magnitudo 4,9 yang kemudian dimutakhirkan menjadi magnitudo 4,6.
Episenter terletak pada koordinat 8,98 Lintang Selatan dan 114,17 Bjur Timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 84 kilometer barat daya Jembrana, Bali, pada kedalaman 71 kilometer.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempa berkedalaman menengah ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempeng Eurasia.
"Deformasi slab Indo-Australia berada tepat pada zona transisi Megathrust-Benioff," kata Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono kepada VIVAnews.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini dibangkitkan oleh deformasi kerak bumi dengan mekanisme pergerakan kombinasi naik-mendatar atau oblique thrust fault.
Guncangan gempa ini dilaporkan dirasakan di daerah Kuta, Bali dalam skala intensitas IV MMI, Denpasar, Banyuwangi, dan Jember III MMI, Gianyar, Tabanan, serta Lombok Utara II MMI. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Beberapa warga di Kuta dan Badung, Bali dan selatan Banyuwangi sempat berlarian keluar rumah akibat terkejut dan panik dengan guncangan gempa yang terjadi dengan tiba-tiba.
"Hasil monitor BMKG hingga pukul 09.30 WIB, belum terjadi aktivitas gempa susulan, masyarakat diimbau agar tetap tenang," ujarnya.