Anggota DPR: Indonesia Gagal Jadi Poros Maritim Dunia

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA - Anggota DPR Komisi V dari Fraksi Partai Gerindra, Bambang Haryo menuturkan bahwa Indonesia adalah tempat dilaluinya 90 persen kapal dunia, atau bisa disebut sebagai poros maritim dunia.

Dari angka itu, sekitar 83 persen, kapal-kapal itu melewati Selat Malaka, yang mana jumlahnya kurang lebih 100 ribu kapal dan mengangkut 95 juta peti kemas.

"Dari 95 juta itu, satu peluang mendatangkan devisa bagi negara-negara yang dilewati, salah satunya Indonesia, Malaysia, Singapura," kata Bambang, saat berbincang dengan VIVAnews, Selasa 23 Juli 2019.

Bambang mengatakan, Singapura mampu mendapatkan 36-38 juta peti kemas. Kemudian Malaysia, yang punya sejumlah pelabuhan, salah satunya Pelabuhan Tanjung Pelepas di Johor, bisa menangkap 40 juta peti kemas.

Sedangkan Indonesia yang mempunyai panjang pantai terpanjang yang dilewati peti kemas Selat Malaka sekitar 600 mil, dibandingkan Malaysia 200 mil, Singapura 10 mil, hanya bisa menangkap sekitar satu juta peti kemas. Padahal, di sepanjang pantai itu, ada lima pelabuhan yang dilewati peti kemas yaitu Batam, Dumai, Belawan Medan, Lhoksumawe, dan Sabang Aceh.

"Dari lima pelabuhan yang jelas-jelas punya peluang menjadi pelabuhan internasional, sebagai poros maritim itu, kita hanya bisa menangkap tidak lebih dari satu juta peti kemas. Kita tidak bisa menangkap lebih dari itu," tegas Bambang lagi.

Menurut Bambang, kondisi itu sebagai bentuk kegagalan Indonesia dalam menyerap peluang, menjadi negara seperti Singapura, pusat transportasi peti kemas atau poros maritim dunia.

"Kenapa gagal, karena keseriusan pemerintah dalam membangun infrastruktur itu tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat dunia maupun internasional," ujarnya.

Rakornas Inkop TKBM Pelabuhan Dorong RI Jadi Poros Maritim Dunia

Dia menuturkan, Batam gagal karena kedalaman perairan tidak lebih dari tujuh meter. Hal itu membuat kapal generasi kelima, keenam, yang membutuhkan kedalaman di atas 15 meter, tidak bisa bersandar, dan ditambah lagi alat infrastruktur crane yang mengangkat barang-barang sangat tradisional.

"Itu juga terjadi di lima pelabuhan lainnya, kecuali yang di Belawan, Medan," katanya.

Waspada COVID-19 Omicron, Pintu Masuk Bandara-Pelabuhan Diperketat

Bambang lantas mengkritik kebijakan pemerintah yang lebih serius membangun pelabuhan yang ada di Jawa. Padahal menurutnya, itu adalah skala prioritas yang sangat buruk atau keliru.

"Ini perlu dibenahi," katanya.

Pengungkapan Pengepul Besar Kokain Selundupan di Pelabuhan Rotterdam

Dia menambahkan Singapura bisa menangkap peluang dan sukses mendapatkan devisa 300-400 triliun setiap tahun. Demikian juga Malaysia, yang juga mendapatkan dampak ekonomi yang sangat besar.

"Indonesia gagal, slogan Pak Jokowi, Indonesia menjadi poros maritim dunia ini belum direalisasikan dengan baik. Karena itu, pada periode kabinet ke depan wajib menjadi negara poros maritim dunia," tuturnya.

Foto udara menara Mercusuar Willem III di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Senin, 25 Maret 2019.

Dinamika Geopolitik Terus Berkembang, RI Mesti Dorong Gagasan Poros Maritim Dunia

Rivalitas antar negara adidaya yang tak mereda berimbas terhadap instabilitas global. Kondisi itu jadi kekhawatiran menghambat global.

img_title
VIVA.co.id
26 Oktober 2023