Jumlah Penyintas Akibat Konflik Bersenjata di Nduga Tak Jelas
- ANTARA FOTO/HO
VIVA – Selaian bantuan makanan, Kementerian Sosial akan memberikan layanan dukungan psikososial (LDP) terhadap pengungsi yang terdampak akibat konflik di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua. Khusus untuk bantuan makanan, dipastikan akan selesai dibagikan pada pekan ini.
Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI Harry Hikmat mengatakan, saat ini telah dilakukan asesmen kegiatan layanan dukungan psikososial. Hasil asesmen tersebut antara lain menyatakan kebutuhan yang cukup mendesak selain kebutuhan dasar adalah pelayanan kesehatan karena penyintas banyak yang mengalami luka-luka akibat berjalan kaki dari Kabupaten Nduga ke Kabupaten Jayawijaya.
“Asesmen dilakukan terhadap penyintas usia anak sekolah SD sampai SMA dan guru yang mengajar di sekolah darurat di Gereja Kingmi, Distrik Sinakma, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua,” kata Harry dalam keterangan yang diterima VIVAnews.
Hasil asesmen juga menunjukan adanya kesulitan petugas dalam melakukan pendataan pengungsi karena tidak adanya penampungan khusus. Mereka tersebar di rumah sanak saudara sehingga tidak terpantau pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Untuk kondisi sekolah yang ada berdasarkan hasil asesmen menunjukan kondisi sekolah darurat yang terbuat dari terpal dan kayu kurang memadai sebagai tempat belajar dan mengajar, mengingat sebagian anak akan menghadapi Ujian Nasional.
Ribuan Warga Mengungsi
Konflik akibat kontak senjata antara aparat TNI - Polri dengan kelompok kriminal bersenjata pimpinan Egainus Kogoya di Distrik Yal Kabupaten Nduga pada 26 Februari 2019 menyebabkan warga di Distrik Mbua, Yal, Yigi, Mapenduma, Nikuri, dan Mbulmu Yalma, mengungsi untuk mengamankan diri.
Diperkirakan sekitar 2.000 warga mengungsi dan tersebar di Distrik Mbua, Distrik Yal, Distrik Mbulmu Yalma Kabupaten Nduga dan kabupaten Wamena.
Jumlah pengungsi pelajar SD, SMP, SMA sebanyak kurang lebih 600 orang yang terdata di Distrik Mbua, Distrik Yal, Distrik Mbulmu Yalma Kabupaten Nduga sedangkan di Kabupaten Wamena belum diketahui secara pasti karena kondisi pengungsi tersebar.
Begitu pula dengan jumlah pengungsi dewasa dan kelompok rentan lainnya masih belum bisa didata karena kondisi keamanan serta masyarakat yang masih merasa takut untuk berkomunikasi dengan pihak di luar sukunya atau keluarganya.
Berdasarkan data yang dihimpun Tim Solidaritas untuk Nduga mulai Desember 2018 hingga 16 Juli 2019, sedikitnya ada 139 pengungsi dari Kabupaten Nduga, Papua, yang meninggal di tempat pengungsian. Mereka menderita berbagai penyakit. Sementara untuk waktu yang sama, jumlah korban akibat konflik bersenjata di Nduga sudah mencapai 168 orang. Selain kelompok bersenjata dan aparat keamanan, korban adalah pengungsi. [mus]