Helikopter BNPB Dikerahkan untuk Sebar Bantuan Korban Gempa Halmahera
- VIVA.co.id/Ifan Gusti
VIVA – Dua helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dikerahkan untuk mendukung pendistribusian bantuan logistik untuk para pengungsi korban gempa di Halmahera Selatan, Maluku Utara. Bantuan logistik ini dibagikan ke pengungsi yang tersebar di enam kecamatan terdampak gempa.
Bantuan logistik ini yang berupa tenda pengungsi, makanan cepat saji, matras, sudah tiba di Bandara Sultan Babullah Ternate sejak Jumat, 19 Juli 2019. Bantuan ini diangkut dari Jakarta dengan menggunakan pesawat kargo Trimgair PK YGH.
Tahapan bantuan logistik ini dimulai dengan didrop di pos penanganan bencana di Kecamatan Gane Barat Saketa. Selanjutnya disalurkan melalui udara dengan menggunakan Helikopter BNPB jenis S155 Dauphin dan Mi-8 ke enam kecamatan yaitu Gane Barat Selatan, Gane Barat Utara, Gane Barat, Gane Timur Selatan, Gane Timur Tengah, dan Kepulauan Joronga. Total titik bantuan logistik disebar ke 37 Desa.
Co-Pilot Helikopter S155 Dauphin BNPB, Teguh menjelaskan alasan operasi penyaluran logistik baru dilakukan Sabtu hari ini, 20 Juli 2019. Sebab, untuk menjangkau wilayah terdampak gempa mesti melakukan survei terlebih dulu.
"Hari ini baru kami melakukan pendistribusian yang diprioritaskan ke wilayah di Kecamatan yang belum terjangkau," ujar Teguh.
Ia mengaku operasi distribusi udara dilakukan menggunakan dua helikopter hingga beberapa hari ke depan tergantung cuaca.
Sementara, Danrem 152 Babullah, Kolonel Inf. Endro Sutoto selaku Kepala Operasi Penanggulangan Bencana mengatakan upaya distribusi bantuan bukan hanya menggunakan helikopter. Namun, juga menggunakan akses jalur laut dengan memakai kapal ATRI TNI AD Kodam XVI Patimura, Kapal Patroli Gamalama milik Polair Polda Malut dan Kapal Pandu Dewanata milik Badan SAR Ternate.
"Jalur darat tertutup sejak hari pertama. Sementara jalur laut sudah dibuka terutama dari Kecamatan Gane Dalam menuju Gane Luar sehingga kami bisa masuk ke 5 desa di sana untuk menyalurkan bantuan," kata Endro.
Kehadiran dua helikopter BNPB memudahkan tim penanganan bencana untuk menyalurkan bantuan karena lebih efisien dari segi waktu.
Menurut dia, enam hari setelah gempa magnitudo 7,2 pada Minggu, 14 Juli 2019, semua desa yang terkena dampak sudah terjangkau tim reaksi cepat TNI/Polri dan BNPB.
"Hari ini kita akan fokus pada makanan ringan seperti kue dan biskuit. Sementara beras, obat-obatan dan kebutuhan bayi sebelumnya sudah disalurkan," tutur Endro.
Sejauh ini, jumlah pengungsi mencapai 54.000 jiwa. Sementara, korban meninggal sudah 6 orang. "Korban meninggal dunia akibat reruntuhan bangunan sebanyak 4 orang. Dua meninggal saat berada di pengungsian sehingga totalnya 6 orang. Sementara korban luka 124 orang," ujar Endro.
Laporan: Ifan Gusti tvOne dari Maluku Utara