Bentrokan Warga di Mesuji Tiap Tahun: Sepuluh Kali sejak 2010
- ANTARA/Hendra
VIVA – Kerusuhan berdarah di kawasan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mesuji, Lampung, berulang lagi kemarin. Empat orang tewas dan tujuh lainnya terluka.
Bentrokan semacam itu bukan kejadian sekali-dua kali di Mesuji. Masyarakat di daerah itu memang dikenal kerap berselisih hingga saling serang lalu jatuh korban jiwa maupun luka-luka. Secara umum penyebabnya dipicu oleh masalah sengketa lahan, namun ada juga yang gara-gara masalah sepele meski berurat-akar pada perkara perebutan lahan.
Berdasarkan catatan VIVAnews, bentrokan berdarah di Mesuji sejak tahun 2010, namun konflik di sana diperkirakan sudah membara pada tahun-tahun sebelumnya. Baku serang antarwarga di Mesuji bahkan terjadi tiap tahun dan sedikitnya sudah sepuluh kejadian sejak lebih satu dasawarsa silam. Berikut ini ringkasan rangkaian kejadiannya.
2010 - Dipicu permasalahan sepele, yaitu sabung ayam, dua kelompok warga bentrok di Simpang Pematang, Kecamatan Mesuji, Lampung, 25 November 2010. Dua warga tewas dan puluhan lainnya terluka parah akibat tawuran dengan batu dan senjata tajam itu.
Bentrokan terjadi di Desa Wira Bangun, Simpang Pematang, Mesuji--kawasan perbatasan Lampung dengan Sumatera Selatan. Insiden berdarah itu melibatkan massa dari Desa Wira Bangun dengan desa tetangganya di Pematang Panggang, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
2011 - Bentrokan warga dengan aparat pecah di wilayah hutan Register 45, Kecamatan Mesuji Timur, Kabupaten Mesuji, Lampung, November 2011. Seorang warga tewas akibat tembakan polisi.
Warga menyerbu sebuah areal perkebunan kelapa sawit menyusul perebutan klaim atas lahan dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit PT BSMI. Lokasi perkebunan itu, menurut temuan Komnas HAM, dijaga oleh PAM Swakarsa, tentara, marinir dan Brimob.
Berdasarkan penyelidikan Komnas HAM juga, di wilayah itu, kawasan Register 45, memang sering terjadi ketegangan antara warga hutan dengan perusahaat sawit lain yang juga membuka lahan di sana.
2012 - Dua kelompok warga bentrok 19 Juni 2012. Kedua kelompok massa dari Simpang Pematang di Kabupaten Mesuji dan warga Kecamatan Pematang Panggang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan. Dua orang tewas dan delapan warga lain luka-luka.
Kerusuhan antarwarga berlainan provinsi ini dipicu masalah seringnya warga Mesuji Lampung berlalu lalang ke Mesuji OKI. Namun, warga Mesuji OKI tidak terima karena sebelumnya pernah terjadi kesalahpahaman kedua kelompok warga.
2013 - Rumah seorang warga perambah di kawasan Register 45, Sungaibuaya, Kabupaten Mesuji, dibakar oleh sekelompok massa berjumlah seratusan orang dari dua kampung di kawasan yang sama, permukiman Karya Jaya I dan Talang Gunung kala petang hari 12 Juni 2013.
Terdengar letusan tembakan berkali-kali dalam bentrokan yang berlangsung cepat itu. Satu mobil dan sepeda motor dibakar juga oleh massa. Dua orang terluka, masing-masing berprofesi sebagai petugas penimbang singkong.
Bentrokan itu ditengarai gara-gara peristiwa penganiayaan terhadap seorang perambah dan pemanen singkong yang tidak tinggal di kawasan perambah Lapangan Kap Sui.
2014 - Kawasan perambah Register 45 di Kabupaten Mesuji kembali berdarah enam bulan kemudian. Dua kelompok warga di Desa Tulung Gunung, beberapa di antara mereka menggunakan senjata api, bentrok pada malam 4 Januari 2019.
Menurut polisi, awalnya seorang warga bernama Potdin bersama tiga orang rekannya menyerang ruma warga setempat, lantas disusul serangan balasan dari pihak yang diserbu. Semua dari kelompok Potdin terluka dan bahkan satu di antaranya tewas.
2015 - Seorang warga tewas perkelahian melibatkan senjata api di Register 45 Sungai Buaya, Kabupaten Mesuji, 21 Juni 2015. Peristiwa itu dipicu masalah perebutan lahan pada kawasan lindung sejak lama.
Keributan sempat dilerai oleh aparat kampung setempat. Tetapi, pertikaian berlanjut sehabis salat tarawih. Seorang warga bernama Warso tewas tertembak senjata api, sementara warga lainnya, Santo, luka berat.
2016 - Satu warga tewas dan dua orang lainnya terluka akibat bentrokan antarwarga di Mesuji pada 27 Maret 2016. Kedua kelompok massa yang bentrok ialah warga Desa Pematang Panggang, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, dan warga Desa Sungai Buaya, Kabupaten Mesuji, Lampung.
Penyebab bentrokan diduga akibat sengketa lahan. Berdasarkan kesaksian warga, awalnya muncul sejumlah orang yang hendak mengambil lahan milik warga di kawasan register 45 Sungai Buaya, hingga terjadilah bentrokan antara kelompok warga Pematang Panggang OKI dengan warga Sungai Buaya Mesuji Lampung.
2017 - Dua kelompok warga saling serang pada 1 Agustus 2017 menyusul perselisihan perkara pencurian buah kelapa sawit di lahan perkebunan milik PT Prima Alungga di Mesuji. Tiga orang terluka tembak dalam peristiwa itu.
Masalahnya bermula ketika puluhan warga Desa Sungai Cambai yang diduga hendak mencuri buah kelapa sawit milik perusahaan PT Prima Alungga. Sepasukan Pam Swakarsa perusahaan itu serta-merta menghalangi warga.
Tiba-tiba terdengar letusan senjata dari area kerumunan warga Sungai Cambai, lalu dua personel Pam Swakarsa tertembak. Situasi segera mencekam karena seluruh mess dan perkantoran PT Prima Alungga dibakar oleh massa dan para karyawan dievakuasi.
2018 - Seorang ibu dan anak jadi korban penembakan dan penusukan di Kampung Mekar Jaya, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Mesuji, pada 22 Oktober 2018. Pelaku juga membakar rumah korban.
Peristiwa itu berawal saat Sumardi, satu dari dua korban, mencium bau bensin dan melihat kobaran api di rumahnya. Dia lantas membangunkan ayah dan ibunya yang sedang tidur. Saat Sumardi (16 tahun) berusaha memadamkan api, terdengar suara tembakan dua kali. Dia dan ibunya, Tugini (40 tahun), tertembak, sementara sang ayah yang juga kepala dusun di kampung itu, Kliwon, selamat.
2019 - Saling serang antara dua kelompok warga menewaskan empat orang dan melukai tujuh lainnya di Register 45, Kabupaten Mesuji, Lampung, sore 17 Juli 2018.
Penyebab bentrokan dua kelompok warga Mekar Jaya Abadi KHP Register 45 SBM dan Pematang Panggang Mesuji Raya itu dilatarbelakangi pembajakan di area lahan seluas setengah hektare milik seorang warga Mekar Jaya Abadi.