Warga Tolak Penutupan Taman Nasional Komodo

Warga Pulau Komodo, NTT, menolak penutupan Taman Nasional Komodo.
Sumber :
  • Jo Kenaru

VIVA – Ratusan warga Pulau Komodo, Manggarai Barat ( Mabar), Nusa Tenggara Timur, berunjuk rasa di depan kantor Bupati Mabar, Rabu 17 Juli 2019. Mereka menuntut pembatalan penutupan Pulau Komodo yang akan menghilangkan mata pencaharian warga Kampung Komodo yang sudah sejak lama berdagang souvenir di pos Loh Buaya Pulau Komodo.

Sosok Cagub NTT Simon Kamlasi, Jenderal Jenius Perancang Rantis Komodo

Dalam orasinya, pengunjuk rasa yang datang dari Kampung Komodo ini juga mengecam rencana relokasi warga dari tempat tinggal mereka seperti yang diwacanakan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat. Padahal, masyarakat telah lama mendukung konservasi dan pembangunan di taman nasional.

"Tidak hanya menolak penutupan Pulau Komodo, kami juga menolak pemindahan penduduk keluar dari pulau seperti yang diwacanakan Gubernur NTT. Sebagai masyarakat di dalam kawasan Taman Nasional Komodo (TKN), sudah lama kami mendukung usaha-usaha konservasi dan pembangunan pariwisata. Namun kami menolak segala program pembangunan yang mengabaikan keberadaan kami sebagai penduduk setempat," kata Ihsan Abdul Amir selaku koordinator lapangan.

Kesaksian Sandiaga Uno Lihat Kapal Pinisi Monalisa yang Tenggelam di Perairan Pulau Komodo

Warga Pulau Komodo,  NTT, menolak penutupan Taman Nasional Komodo.

Warga akan melawan upaya penutupan sewenang-wenang Pulau Komodo. Karena ini terkait dengan mata pencaharian mereka.  Apalagi warga telah merelakan tanah mereka untuk dijadikan sebagai bagian dari Taman Nasional Komodo (TNK). Tapi saat warga sudah mulai bergantung pada sektor pariwisata, pemerintah secara sepihak mengambil keputusan menutup Pulau Komodo dari aktivitas pariwisata. Keputusan ini jelas akan sangat merugikan masyarakat secara ekonomi.

Diterjang Gelombang Tinggi, Kapal Pinisi Monalisa Tenggelam di Perairan Pulau Komodo

"Kami sudah lama terlibat dalam pariwisata  berbasis konservasi. Penutupan sewenang-wenang Pulau Komodo akan menghilangkan mata pencaharian kami. Kami telah merelakan tanah kami untuk dijadikan sebagai bagian dari Taman Nasional Komodo (TNK). Lantas, ketika kami telah bergantung pada sektor pariwisata, pemerintah secara sepihak mengambil keputusan menutup Pulau Komodo dari aktivitas pariwisata yang dengan jelas amat merugikan kami secara ekonomi," seru Ihsan lagi disusul teriakan para pengunjuk rasa.

Dalam tuntutannya, masyarakat Komodo mendesak gubernur NTT untuk segera membatalkan rencananya untuk menutup Pulau Komodo dan rencana  memindahkan sebagian ataupun seluruh penduduknya. Mereka juga menuntut Presiden Jokowi untuk segera mencabut kembali pernyataan dukungannya terhadap recana penutupan Pulau Komodo yang dicetus Gubernur NTT.

Warga Kampung Komodo juga menuntut pemerintah bertanggung jawab atas model pengembangan pariwisata di Kampung Komodo yang harusnya berpihak pada kepentingan masyarakat. Mereka juga menuntut Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) berpihak pada kepentingan masyarakat Komodo di samping menjalankan tupoksinya sebagai badan konservasi.

Sementara itu, Bupati Manggarai Barat Aguatinus Ch Dula, saat berdialog dengan warga berjanji akan meneruskan tuntutan warga Kampung Komodo kepada Gubernur NTT dan Presiden Jokowi.

"penyataan sikap bapak ibu akan saya  diteruskan ke gubernur dan presiden," kata Bupati Dula.

Setelah dari kantor bupati Mabar, pengunjuk rasa kemudian melanjutkan unjuk rasa di kantor DPRD dan kantor Balai Taman Nasional Komodo (BTNK).

Laporan Jo Kenaru/ Manggarai Barat- NTT

Private resort Plataran Komodo raih “Best For Romance” Condé Nast Johansens

Indonesia Berjaya, Plataran Komodo Menangkan Penghargaan “Best For Romance” Condé Nast Johansens

Dengan langkah ini, Plataran berupaya menjangkau lebih banyak wisatawan internasional dan membawa nama Indonesia semakin dikenal di peta pariwisata global.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024