Menag Minta Ulama Mahir Gunakan Teknologi Informasi
- VIVA/Nur Faishal
VIVA – Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, menjadi pembicara sekaligus menutup rangkaian kegiatan Rapat Koordinasi Nasional bidang Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI). Menag menegaskan, MUI ke depan harus menjadi lembaga yang mencerahkan umat, terlebih saat derasnya kemajuan teknologi informasi.
"Kita harus mencerahkan umat, jangan malah menyebar postingan yang tidak jelas sumbernya. Tabayyun harusnya jangan di WhatsApp group, langsung ke orang yang menyebar pertama kali informasi itu. Jika disebarkan di grup artinya berarti juga menyebarkan kebingungannya, jadi setiap postingan bisa dipertanggungjawabkan," kata Lukman di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Rabu 17 Juli 2019.
Lukman menjelaskan, simbol MUI harus mampu menguasai seluruh sektor tataran kehidupan masyarakat. Kemajuan teknologi harus dimanfaatkan untuk memberikan pencerahan kepada umat.
"Simbol MUI menjadi tantangan ulama yang berhimpun di MUI mampu memahami dan menguasai seluruh sektor kehidupan. Saya ingin menitipkan pandangan saya, ulama tidak seperti 30 tahun yang lalu, keulamaan itu dilihat oleh kealiman seseorang. Kealiman harus dibuat sedemikian rupa menjadi satu sistem yang lebih baik," katanya.
Lukman berpesan, ulama dituntut lebih mahir memanfaatkan teknologi informasi. Ulama juga harus membuka diri dengan kemajuan zaman, atau malah ditinggalkan oleh zaman digitalisasi saat ini.
"Memang harus lebih aktif menggunakan social media. Ulama kita dituntut lebih mahir menggunakan revolusi teknologi informasi. Sekarang sudah banyak pengajian menggunakan teknologi informasi, contohnya KH Mustofa Bisri, kajiannya menggunakan teknologi informasi. Staf ahli Kemenag juga gunakan medsos untuk mencerahkan masyarakat," tuturnya.
"Ulama harus siap membuka diri memanfaatkan teknologi yang sekarang ini berkembang. Kita umat digital sekarang. Pilihannya kita manfaatkan atau ditinggal oleh kemajuan zaman," ujarnya.