Sesar Sorong Bacan Pemicu Gempa Halmahera Selatan M 7,2

Ilustrasi Gempa bumi di Halmahera Selatan beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • Twitter / Info Gempa dan Tsunami

VIVA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sudah sebanyak 61 kali aktivitas gempa susulan di Halmahera dengan magnitudo terbesar M 5,8 dan magnitudo terkecil M 3,1. Sebanyak 28 gempa diantaranya dirasakan guncangannya oleh masyarakat.

Gempa 7,3 Magnitudo di Vanuatu, Korban Meninggal Menjadi 14 Orang

Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini BMKG, Daryono, mengatakan 61 kali gempa susulan itu yang mengguncang Halmahera Selatan berdasarkan data hingga Senin pagi tadi pukul 05.00 WIB. Dilaporkan gempa yang mengguncang Halmahera ini berpotensi merusak.

"Sesuai dengan peta tingkat guncangan atau shakemap yang dikeluarkan BMKG, dalam waktu kurang dari 30 menit setelah gempa dapat diketahui gempa Halmahera Selatan ini berpotensi merusak," kata Daryono dalam keterangannya, Senin 15 Juli 2019.

Gempa Magnitudo 7,3 Guncang Vanuatu, Berpotensi Tsunami!

Dia menjelaskan dalam shakemap BMKG, diketahui guncangan di zona gempa dan sekitarnya mencapai warna kuning hingga kecoklatan. Dengan tanda ini makadampak gempa mencapai skala intensitas VII-VIII Modified Mercalli Intensity (MMI).

"Estimasi model ini ternyata benar, laporan terbaru menunjukkan bahwa gempa yang terjadi menimbulkan banyak kerusakan bangunan rumah. Tercatat sedikitnya 160 bangunan rumah mengalami kerusakan," jelasnya.

Penjelasan BMKG soal Gempa Bumi Magnitudo 5.0 di Sumatera Barat

Kemudian, ia menjelaskan dari pemicu gempa yaitu secara tektonik bahwa Halmahera Selatan termasuk wilayah seismik aktif dan kompleks. Artinya aktif kawasan Halmahera Selatan sering terjadi gempa yang tercermin dari peta seismisitas regional. Hal ini ditambah dengan klaster aktivitas gempa yang cukup padat.

"Disebut kompleks karena zona ini terdapat 4 zona seismogenik sumber gempa utama, yaitu Halmahera Thrust, Sesar Sorong-Sula, Sesar Sorong-Maluku, dan Sesar Sorong-Bacan," tutur Daryono.

Lalu, dari tiga sistem sesar yaitu Sesar Sorong-Sula, Sesar Sorong-Maluku, dan Sesar Sorong-Bacan merupakan percabangan atau splay dari Sesar Sorong. Sesar ini melintas dari timur membelah bagian atas kepala burung di Papua Barat.

Selanjutnya, di Pulau Batanta arah barat, Sesar Sorong mengalami percabangan. Saat percabangan yang paling utara yaitu Sesar Sorong-Bacan selama ini menyimpan akumulasi medan tegangan kulit bumi yang akhirnya terpatahkan sebagai gempa berkekuatan M 7,2 yang terjadi Minggu sore kemarin.

"Sesar Sorong-Bacan inilah pemicu Gempa Halmahera Selatan," ujar Daryono. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya