Taman Baca di Bali Sediakan Literatur Kiri, berniat 'Usir Kebodohan'
- bbc
Dari semula hanya sebagai pengunjung, Shaumi kini bekerja pula di TBK sebagai asisten manajer program. Sehari-hari dia mengelola program dan kegiatan di TBK. Sebagai orang yang tidak dulu tidak terlalu suka baca buku, kini dia bisa memahami isu-isu lain melalui diskusi.
"Diskusi berguna untuk mereka yang tidak terlalu suka baca tetapi mendengarkan," lanjutnya.
Stigmatisasi buku-buku kiri
Alit menilai stigmatisasi terhadap buku kiri yang selama ini terjadi di Indonesia hanya untuk melanggengkan pembodohan.
"Sekarang isu seperti itu tidak kena, tidak bisa dipakai lagi. Kalau masih menuduh seperti itu, datang saja dan ikut. Program-program di sini kan terbuka," jawabnya.
Menurutnya, pemberangusan buku adalah hal yang sia-sia.
"Sekarang jika toh buku dilarang, orang bisa mencari secara online. Sekarang ada Internet. Orang bisa mengakses dari mana-mana," ujarnya.
"Kalau ada sweeping buku, itu kemunduran. Kalau itu tetap terjadi, sumbernya tetap kepicikan. Itu sangat tidak mendidik. Kenapa memelihara kepicikan? Kita tidak bisa memperlakukan anak muda sekarang seperti itu. Lebih baik kita buka dan kasih tahu," lanjutnya.
Shaumi lantas menimpali. Dirinya mengaku heran dengan maraknya penyisiran buku yang dianggap berideologi kiri.