Taman Baca di Bali Sediakan Literatur Kiri, berniat 'Usir Kebodohan'
- bbc
Sebuah taman baca di Denpasar, Bali, menjadi tempat bagi khalayak yang ingin membaca dan mendiskusikan buku-buku beraliran kiri. Pemiliknya menganggap stigmatisasi terhadap buku-buku kiri hanya akan melanggengkan pembodohan.
Deretan orang dari beragam usia duduk sembari memegang buku di Taman Baca Kesiman (TBK) Denpasar, Bali.
Mereka tenggelam dalam bacaan masing-masing, mulai dari Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer, Dari Penjara ke Penjara karya Tan Malaka, sampai Sisi Gelap Pulau Dewata karya Geoffrey Robinson.
TBK didirikan pada 2014 lalu oleh pasangan suami-istri, Agung Alit dan Hani Duarsa, di atas sekitar 15 are lahan di Jalan Sedap Malam, Denpasar.
Keduanya kemudian menyediakan beragam buku ke dalam koleksi perpustakaan, termasuk buku-buku beraliran kiri
"Saya yakin membaca bisa mendorong perubahan. Membaca akan membuka wawasan. Mengusir kebodohan. Karena itu penting sekali untuk tidak hanya membaca, tetapi juga berdiskusi," paparnya kepada wartawan Anton Muhajir yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.
"TBK adalah tempat mendidik kesadaran kritis karena kehidupan berbangsa negara membutuhkan warga cerdas juga," lanjutnya.
Shaumi Slamiaty termasuk salah satu mahasiswa yang mengaku semula apatis terhadap isu-isu di luar urusan kuliahnya. Namun, setelah rajin bermain ke TBK, mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Universitas Udayana ini mengaku mendapatkan perspektif kritis pada isu-isu lain.
"Sebagai mahasiswa, saya dulu benar-benar tidak tahu apa-apa. Paling hanya tahu sekadar teori kuliah, misalnya konservasi. Saya tidak pernah belajar ada apa di balik itu. Namun, di sini saya belajar tentang sistemnya, tidak hanya pengertian. Jadi lebih tahu ada apa di balik apa yang kita pelajari," kata Shaumi.