Gempa Dangkal di Sumbawa Dibangkitkan oleh Deformasi Batuan
- BMKG
VIVA – Gempa tektonik dengan magnitudo 5,5 skala richter yang berpusat di Kabupaten Sumbawa dan dirasakan hingga Pulau Lombok dan Bali berada pada kedalaman 43 kilometer. Dari hasil analisis BMKG, gempa yang terjadi pada Sabtu, 13 Juli 2019, pukul 00.01 WIB, selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi 5,3 SR.
Episenter gempa terletak pada koordinat 8,99 LS dan 117,82 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 70 km arah tenggara Kota Sumbawa Besar, Kabupaten Sumbawa, Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Disampaikan Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng.
"Dalam hal ini Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah basemen Kepulauan Sunda Kecil (Lesser Sunda)," katanya kepada VivaNews, Sabtu, 12 Juli 2019.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi di wilayah Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme naik (thrust fault).
Guncangan gempabumi ini dilaporkan dirasakan di Sumbawa dalam skala intensitas V MMI, Bima, Lombok Barat, Lombok Tengah, Mataram, Lombok Timur dalam skala intensitas IV MMI, dan Kuta, Karangasem II MMI.
"Belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Hingga pukul 00.30 WIB, Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya dua aktivitas gempa susulan (aftershock) dengan kekuatan M=3,1 dan M=3,7," ujarnya.
Di Mataram, warga yang tidur berhamburan keluar rumah menyelamatkan diri. Warga merasakan gempa tersebut seperti berayun ke kiri dan kanan. Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. (ren)