Polri Pamer Labfor Surabaya, Kasus Vanessa hingga Bom Diungkap di Situ
- VIVA/Nur Faishal
VIVA – Polisi tak melulu mengandalkan keberanian, bela diri, dan bedil dalam mengungkap sebuah kasus. Tetapi juga pengetahuan dan teknologi canggih untuk membuktikan unsur pidana seseorang sesuai pasal yang dijeratkan.
Nah, soal pengetahuan dan teknologi, laboratorium forensik (labfor) punya peran penting.
Kepolisian RI memiliki tujuh labfor, salah satunya Labfor Cabang Surabaya, yang bermarkas di Kepolisian Daerah Jawa Timur. Labfor Cabang Surabaya berdiri pada 1957, tertua kedua setelah Mabes Polri di Jakarta. Jangkauan kerja Labfor Surabaya tidak hanya Jawa Timur, namun juga sampai Kalimantan.
Basis kerja labfor ialah ilmu pengetahuan. Jika belakangan masyarakat sering mendengar scientific crime investigation dari rilis kepolisian, itu adalah bidang kerja labfor. Jenis kasus yang diusut labfor macam-macam, dari kasus kebakaran, berkaitan dengan bahan peledak atau bom, penembakan, narkoba, hingga pelanggaran bidang informasi dan transaksi elektronik (ITE) yang marak belakangan ini.
"Kasusnya Vanessa kita tangani, [jalan] Gubeng ambles, juga bom [di tiga gereja] Surabaya. Yang paling lama itu kasusnya Dita (pelaku bom Surabaya), karena TKP-nya banyak. Jadi, kita di-back up Labfor Mabes Polri," kata Kepala Urusan Narkoba Labfor Polri Cabang Surabaya, AKP Yuli Khrisna, di gerai pameran HUT ke-73 Bhayangkara di lapangan Kodam V/Brawijaya pada Rabu malam, 10 Juli 2019.
Macam-macam peralatan berteknologi canggih dipakai labfor untuk menganalisis barang bukti dalam sebuah kasus. Di antaranya peralatan dipakai untuk menganalisis bahan peledak bernama Sabre 4000 dan FT dan pembongkar data perangkat komunikasi bernama Celebrite Ufed Touch.
"Kalau kasusnya Vanessa pakai celebrite," ujar Yuli.
Jumlah sumber daya manusia yang bertugas di labfor tak sebanyak di direktorat atau unit lainnya. Mereka juga bekerja di belakang, jarang tampil ke permukaan. Kendati begitu, tugas polisi di labfor sangat penting dalam pengungkapan sebuah kasus. Karena itu, ada pelatihan khusus diberikan kepada polisi yang bertugas di labfor.
Bahkan, untuk meningkatkan kinerja, mereka kerap studi banding dengan lembaga serupa di kepolisian negara lain. Karena itu, kendati bekerja dalam 'senyap', polisi labfor tetap senang dan bangga.
"Lembaga labfor di luar negeri juga sering mengirim personelnya untuk belajar ke kita," kata AKP Sandhi, juga perwira di Labfor Surabaya.