Agroteknologi Jadi Favorit Kedua Setelah Kedokteran dalam SBMPTN 2019

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman
Sumber :
  • Kementerian Pertanian

VIVA – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi merilis laporan hasil Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2019 dengan dua jurusan atau program studi terfavorit para peserta.

Garap Lahan Pertanian 20 Ha Pakai Padi Biosalin, PGN Gandeng BRIN hingga Pemkot Semarang

Jurusan atau fakultas pertama yang paling diminati, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, adalah kedokteran. Namun, fenomena baru pada terfavorit kedua, yakni jurusan agroteknologi. Calon mahasiswa yang memilih jurusan itu pada SBMPTN 2019 sebanyak 6.042 orang.

“Artinya, ini menjadi jurusan yang paling banyak diminati setelah kedokteran,” tulis Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam siaran persnya, mengutip laporan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, pada Kamis, 11 Juli 2019.

Kelompok Petani Jeruk di Curup Bengkulu Jangkau Pasar Lebih Luas Berkat Pemberdayaan BRI

Tingginya minat anak muda terhadap agroteknologi, menurut Andi, merupakan fenomena yang menjadi harapan pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian dalam mendorong berbagai program berbasis teknologi pertanian. Selain itu, ketahanan pangan juga menjadi visi strategis dari Menteri Nasir untuk menghadapi revolusi industri 4.0.

Perguruan tinggi, katanya, harus berperan dalam menciptakan inovasi teknologi pada bidang pangan, kesehatan dan kebencanaan yang dapat bermanfaat bagi rakyat Indonesia.

Rekamannya Tersebar, Ini Isi Percakapan Ibu Mahasiswi Kedokteran dengan Ketua Koas Kedokteran yang Dianiaya

Sementara peminat agroteknologi yang lolos mengikuti tahap uji dan menerima hasil kelulusan ini diharapkan mampu mengerjakan segala industri komoditas perkebunan, hortikultura, dan semua olahan pangan. Kalangan muda wajib meningkatkan sektor pertanian dan menjaga kedaulatan pangan.

Kementerian Pertanian dalam kurun waktu empat setengah tahun terakhir terus mendorong pencetakan petani milenial melalui perguruan tinggi maupun pesantren. Bahkan, pencetakan itu sudah mencapai satu juta yang tersebar di seluruh Indonesia.

Andi Amran Sulaiman, dalam beberapa kesempatan, mengatakan bahwa dorongan lain untuk mengetuk jiwa muda adalah mentrasformasi pertanian tradisional menuju pertanian modern. "Mereka akan tertarik karena ada transformasi dari pertanian tradisional menjadi pertanian modern," katanya.

Dia berpendapat, dunia kini memasuki era revolusi industri yang ditandai dengan penggunaan mesin-mesin otomasi dan jaringan internet. Karena itu, sektor pertanian juga perlu beradaptasi untuk menjawab tantangan tersebut.

"Ke depan olah lahan, tanam, panen hingga pengolahan dilakukan menggunakan remote control dari rumah. Itulah kenapa anak muda harus terjun ke sektor pertanian," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya