Visi 2030, Jangan Takut Arab Saudi Akan Berubah Total

Duta Besar Kerajaan Arab Saudi, Esam Abid Al Thagafi, mengunjungi redaksi tvOne.
Sumber :
  • Eko Priliawito

VIVA – Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Esam Abid Al Thagafi memastikan perubahan besar-besaran di Arab Saudi yang menjadi visi negara itu di tahun 2030, tidak akan kebablasan. Perubahan tetap berlandaskan Islam.

Sosok Kriangkrai, PRT Sebabkan Sejarah Berdarah Thailand-Arab Saudi

Perubahan besar di negerinya, kata Esam yang mantan jurnalis ini, dimulai sejak kepemimpinan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dan putera mahkota, Pangeran Mohammed bin Salman. Visinya, membawa masa depan lebih baik bagi Saudi, baik di bidang ekonomi, maupun pariwisata di tahun 2030. "10 Tahun mendatang kita akan dapatkan Saudi yang berbeda. Luar biasa berbeda," kata Esam saat berkunjung ke kantor redaksi tvOne di Jakarta, Selasa 9 Juli 2019.

Perubahan yang dilakukan masih dalam tahap wajar dan berjalan alami. Dan, Saudi sebagai pusat lahirnya Islam, tegas Esam, akan tetap menjaga identitas keislamannya. "Jangan takut Arab akan berubah total," kata dia.

Arab Saudi-Thailand Berselisih 30 Tahun karena PRT Pangeran

Pemerintah Saudi akan tetap mengikuti kaidah agama dan tidak akan melompat jauh. Karenanya soal diskotek yang sempat menjadi isu beberapa waktu lalu dibantahnya dengan tegas. "Bahwa ada informasi akan dibuat diskotek halal itu berlebihan, mereka tidak melihat yang sesungguhnya," kata Esam.

Isu diskotek itu, dia menjelaskan, hanya salah tafsir semata. Saat berita itu menyeruak, sempat ada sebuah acara yang digelar melampaui batas sehingga seakan pemerintah Saudi mengizinkan berdirinya diskotek halal. "Saat otoritas mengetahui, langsung diambil tindakan. Kami, rakyat Saudi sangat menjaga identitas keislamannya. Kami satu dari 35 negara Islam, jadi Arab Saudi tidak akan mengubah citra dan identitas keislamannya," kata dia.

Arab Saudi-Thailand Pulihkan Diplomatik Setelah 30 Tahun Tak Akur

Soal perubahan yang mengarah pada industri nuklir, setiap negara kata dia sah-sah saja memiliki energi nuklir asal tidak digunakan untuk senjata. Arab Saudi ingin mengembangkan nuklir untuk mejnaga stabilitas kawasan.

"Intervensi yang dilakukan Iran sudah membuat kawasan Timur Tengah menjadi kacau. Arab Saudi merasa berkepentingan menjaga stabilitas dan keamanan untuk warganya. Kami tidak ada minat sama sekali menjadikan energi nuklir sebagai senjata," kata dia.

Selama ini perempuan Saudi hanya bekerja di bidang yang terbatas seperti guru dan tenaga kesehatan karena ketatnya pemisahan jender. (Reuters: Hamad I Mohammed)

Lowongan Masinis Perempuan di Saudi Dibanjiri 28 Ribu Pelamar

Sebuah lowongan kerja sebagai masinis perempuan di Arab Saudi dibanjiri oleh 28 ribu pelamar, padahal hanya 30 posisi yang tersedia. Antusiasme perempuan bekerja.

img_title
VIVA.co.id
17 Februari 2022