Festival Sastra Banyuwangi Ajak Generasi Muda Gemar Menulis Sastra
- timesindonesia
"Sehingga, orang yang ke Banyuwangi tidak hanya untuk mengunjungi obyek wisata, namun juga untuk tujuan mempelajari khazanah budaya dan kesusastraan asli Banyuwangi. Menarik ini," katanya.
Dalam kesempatan itu, sejumlah sastrawan Banyuwangi juga berbagi ilmu menulis sastra yang benar di media massa dan media cetak. Di antaranya, Samsudin Adlawi, menyajikan materi Etika Menulis di Media Sosial.
"Meski akun pribadi, namun apa yang kita tuliskan hendaklah yang berfaedah. Contohnya menulis karya sastra, sehingga bisa menginspirasi orang lain. Dan yang penting, untuk menghasilkan karya sastra yang baik kita harus rajin membaca. Targetkan berapa buku yang harus kita dalam satu bulan untuk memperluas wawasan kita," kata Samsuddin.
Selanjutnya ada Muhammad Iqbal Baras, yang membedah bukunya Mawar Gandrung. Terakhir ada Bambang Lukito yang menyampaikan materi Pengaruh Sastra dan Budaya terhadap pengembangan Pariwisata.
Wabup Yusuf, mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu media yang sangat positif bagi perkembangan kreativitas, di samping sebagai sarana penyaluran bakat siswa.
"Menulis dan membaca itu sangat penting, ini akan bisa menjadi inspirasi semua. Dengan membaca akan terbentuk kemampuan berfikir yang lebih berkualitas melalui suatu proses, seperti, menangkap gagasan, informasi serta dapat memahami, mengimajinasikan, mengekspresikan dan selanjutnya menjadi lebih kreatif,” ujarnya.
Festival sastra ini digelar dalam rangkaian acara. Satu minggu sebelumnya diisi dengan lomba menulis cerpen tingkat SLTP dan SLTA. Tak heran saat puncak acara peserta sangat antusias dengan paparan para sastrawan Nasional terkenal . "Inilah waktunya, penggemar sastra, para pembaca bertemu dengan penulis dan saling berbagi pengalaman dan pengetahuan. Sekaligus even ini juga wadah bagi pelajar untuk mengembangkan potensi dirinya dalam kesusasteraan," ujar Wabup Banyuwangi ini. (*)