Aktivis 98 Diingatkan Bahaya Politik Identitas
- VIVA/Syaefullah
VIVA – Presiden Joko Widodo mengingatkan kepada para aktivis 98 mengenai bahaya masalah politik identitas dalam setiap pesta demokrasi baik pemilihan kepala daerah, pemilihan gubernur hingga pemilihan presiden.
"Jangan sampai ada lagi Pilkada, Pilwakot, Pilgub, dan masuk Pilpres masih ada politik-politik identitas, politik-politik SARA (Suku, Ras, Agama dan Golongan), sangat berbahaya sekali," ujar Jokowi dalam sambutan acara Halal bi Halal Presiden Republik Indonesia Joko Widodo bersama Aktivis 98 di Hotel Sahid Jakarta, Minggu, 16 Juni 2019.
Sebab, kata Jokowi, bahwa bangsa Indonesia ini sangat luas dan sangat majemuk sekali yang terdiri dari 714 suku berbeda, 1.100 lebih dari bahasa daerah.
"Sekali lagi saya ingin mengingatkan kita semuanya negara ini negara besar 17.000 pulau itu besar sekali, 714 suku banyak sekali, berbeda-beda kita, 1.100 lebih bahasa daerah yang kita miliki juga banyak sekali," katanya.
Untuk itu, Jokowi mengimbau kepada semua masyarakat jangan ada perasaan yang menganggap negara ini kecil. Negara ini besar dengan perbedaan-perbedaan yang sangat majemuk sekali, dan beragam.
"Jangan sampai kita lupa itu. Oleh karena itu, persatuan, kerukunan, persaudaraan, sebangsa setanah air harus terus kita ingatkan pada kita semuanya," tuturnya.
Jokowi meyakini, bahwa para aktivis 98 ini mampu menjaga dan merawat perbedaan bangsa Indonesia yang besar ini. "Saya sangat percaya aktivis 98 mampu mengelola perbedaan-perbedaan itu," katanya.
Dalam kegiatan itu turut hadir aktivis 98, Panda Nababan, Ray Rangkuti, Adian Napitulu, Usman Hamid, Wanda Hamidah.