Gempa Berkekuatan Signifikan Guncang Cekungan Raksasa Laut Banda

Gempa tektonik berkekuatan magnitudo 5,7 mengguncang Laut Banda, Maluku, pukul 03.10 WIB, Sabtu, 15 Juni 2019.
Sumber :
  • BMKG

VIVA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG melaporkan gempa tektonik berkekuatan magnitudo 5,7 mengguncang Laut Banda, Maluku, pukul 03.10 WIB, Sabtu 15 Juni 2019.

Lembaga Amil Zakat Nasional Bagi-bagi Al-Quran Untuk Ibu-ibu di Pelosok Maluku

BMKG awalnya mencatat kekuatan gempa itu magnitudo 6,4, namun dimutakhirkan menjadi magnitudo 5,7. Pusat gempanya terletak di koordinat 5,84 Lintang Selatan dan 130,77 Bujur Timur, atau tepatnya di laut pada jarak 216 kilometer arah Barat Kota Tual, Maluku, pada kedalaman hiposenter 125 kilometer.

Dalam keterangan tertulisnya kepada VIVA, BMKG menyebut gempa itu berkekuatan “signifikan”. Berdasarkan episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa itu merupakan jenis gempa berkedalaman menengah akibat aktivitas Subduksi Banda di zona Weber Deep.

Maluku dan Papua Catat Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi di Kuartal III-2024, Bagaimana Daerah IKN?

“Weber Deep merupakan cekungan raksasa pada busur muka atau fore arc basin dalam sistem Subduksi Banda, dengan kedalaman mencapai 7,2 kilometer yang melengkung di Laut Banda,” tulis Daryono, kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG.

Gempa itu, menurut Daryono, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme yang merupakan kombinasi antara pergerakan naik dan mendatar (oblique thrust fault).

Respons BI soal Rupiah Logam Dianggap Tak Berlaku di Pulau Ini

Tak berpotensi tsunami

Guncangan gempa itu dilaporkan dirasakan di daerah Tual dan Saumlaki, dalam skala intensitas III-IV MMI, serta Sorong II-III MMI. Beberapa warga di Tual dan Saumlaki, dilaporkan sempat terbangun dari tidur, karena merasakan kuatnya guncangan gempa.

Berdasarkan peta tingkat guncangan BMKG, tampak wilayah yang mengalami guncangan gempa itu sangat luas mencakup wilayah Seram, Kaimana, Dobo, Pulau Damar, Buru, Wetar, Obi, dan Misol. 

“Dikarenakan kejadian gempa ini berlangsung dini hari, maka belum banyak laporan makroseismik yang diterima BMKG dan belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa ini.”

Namun, Daryono memastikan, “hasil pemodelan BMKG menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 03.30 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan.”

Meski demikian, dalam catatan BMKG, zona Deep Weber merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks, bahkan beberapa kali terjadi gempa kuat yang memicu tsunami. Sejarah gempa kuat pernah terjadi seperti gempa Banda pada 1918 (M=8.1), 1938 (M=8.4), 1950 (M=7.6), 1950 (M=8.1), dan 1963 (M=8.2).

“Dengan memperhatikan banyaknya catatan sejarah gempa kuat ini, maka zona Subduksi Banda merupakan kawasan sangat rawan gempa dan tsunami yang patut diwaspadai di wilayah Indonesia timur,” tulisnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya